TEMPO.CO, Washington D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa, 22 September 2020, menyebut angka kematian akibat Covid-19 di negaranya yang mencapai 200.000 orang "memalukan", dan mengatakan bahwa keadaan bisa menjadi lebih buruk.
"Saya rasa ini memalukan," kata Trump kepada para reporter di Gedung Putih, seraya tetap berusaha membela respons pemerintahannya dalam menanggulangi pandemi tersebut.
"Menurut saya, jika kita tidak melakukannya dengan tepat dan benar, akan ada 2,5 juta kematian," tutur Trump. "Jika Anda melihat berbagai alternatif, akan ada 2,5 juta kematian atau sekitar angka tersebut. Anda akan mendapati angka yang secara substansial lebih besar."
Kematian akibat virus corona di AS menembus angka 200.000 pada Selasa, sedangkan jumlah kasus infeksi mencapai lebih dari 6,8 juta, menurut data perhitungan dari Universitas Johns Hopkins.
AS masih menjadi negara yang terdampak paling parah oleh pandemi Covid-19, dengan total kasus dan angka kematian tertinggi di dunia, menyumbang lebih dari seperlima angka kematian global.
Fauci, yang juga anggota gugus tugas Covid-19 Gedung Putih, menolak untuk menilai cara AS menangani pandemi ini, tetapi dia mengatakan bahwa angka tersebut bisa menjawabnya sendiri.
"Lihat angka ini dan nilai lah sendiri," tutur Fauci. "Kita tidak memerlukan kata-kata dari saya. Lihat saja angkanya."
Di saat negara berduka atas para korban yang meninggal, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi mengatakan di Twitter bahwa "duka ini terasa lebih menyakitkan ketika melihat fakta sederhana bahwa situasi tidak seharusnya seperti ini."
Pelosi menyalahkan "tragedi nasional bersejarah" ini pada "sikap Gedung Putih yang meremehkan ilmu pengetahuan, pemerintahan, dan kesehatan warga Amerika."
ANTARA | XINHUA