Produksi akan dilakukan menggunakan bahan baku vaksin yang dikirim Sinovac Biotech secara bertahap ke Bandung, dimulai sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai Maret 2021. Bio Farma dijanjikan mendapat prioritas tambahan bahan baku vaksin Covid-19 sebanyak 210 juta dosis lagi pada periode April-Desember 2021.
Terpisah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerangkan pentingnya tenggat Desember tahun ini dalam riset uji klinis vaksin itu, di mana dia terlibat di dalamnya sebagai relawan. Menurut dia, akan ada pengambilan darah yang ke-2 dan final pada bulan itu untuk kemudian diteliti kemungkinan hasil akhirnya.
"Mohon doanya bahwa pengambilan darah pertama hasilnya bagus, kemudian pengambilan darah ke-2 di Desember hasilnya bagus, mengkonfirmasi kesuksesan vaksin,” kata dia.
Emil, sapaan Ridwan Kamil, juga mengatakan kendati uji klinis belum tuntas saat itu, hasil yang diperoleh dari uji klinis per Desember akan menjadi pertimbangan Bio Farma untuk memulai proses produksi. “Karena emergensi Covid-19 ini luar biasa."
Dia juga mengatakan, di pihak pemerintah, sudah mulai melakukan simulasi distribusi logistik vaksin ke berbagai wilayah dan pulau di Indonesia. Sedang proses penyuntikan vaksin kemungkinan baru bisa dilaksanakan pada 2021 dan berjalan sepanjang tahun.
Baca juga:
Pencarian Planet di Luar Galaksi Bima Sakti, Ini Kandidat yang Pertama
“Sehingga normalitas mungkin baru betul-betul bisa hadir di kita pada 2022. Sesuatu yang tidak enak didengar, tapi saya menyampaikan agar kita bersiap dengan proses yang panjang ini,” kata Ridwan Kamil.