TEMPO.CO, Bandung - Sekelompok mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) membuat Easy Bike, konsep transportasi sepeda listrik bertenaga sinar matahari. Ini adalah gagasan untuk mengeliminasi emisi gas karbon dioksida (CO2) dari sepeda motor di dalam lingkungan kampus hingga sebesar 1.450 ton selama setahun.
Tim beranggotakan Mutiara Nawansari mahasiswi Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam, Lutfia Rahmannisa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan Alamsyah Yahya Nugraha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta dosen pembimbing Ferry Faizal. Mereka menawarkan konsep moda kendaraan yang ramah lingkungan tersebut di dalam lingkungan kampus Unpad di Jatinangor, Sumedang.
Apa yang mereka tawarkan itu berhasil memikat juri di ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional Kategori Mahasiswa Vosico 2020 gelaran Universitas Negeri Malang pada Agustus lalu. Easy Bike dari Unpad ini dinobatkan sebagai kampiun.
Mutiara dkk mengkaji jumlah sepeda motor pribadi di lingkungan kampus mereka lalu menghitung konsumsi bahan bakarnya dan emisi yang dihasilkan. Sepeda motor pribadi dipilih karena paling banyak dipakai, yakni 9.130 unit atau 35,4 persen dari seluruh jenis kendaraan bermotor yang ada. Selebihnya adalah kendaraan ojek, universitas, dan mobil pribadi.
Mereka menaksir bahan bakar sepeda motor yang digunakan di dalam kampus 0,5 liter per hari. Dikalkulasikan dengan 120 hari aktif kuliah per tahun, pemakaian bahan bakar minyaknya sebanyak 547.800 liter. Jika diasumsikan semua sepeda motor itu menggunakan bensin jenis Premium, biayanya setahun Rp 3.533.310.000.
“Jumlah 9000-an sepeda motor itu dalam setahun menghasilkan 1.450 ton CO2, belum termasuk mobil pribadi, ojek online, dan angkutan kampus,” kata Mutiara, Kamis, 1 Oktober 2020.
Tim yang juga aktif di organisasi Student Energy Chapter Unpad itu kemudian menawarkan solusi pengurangan gas CO2 tersebut dengan pemakaian sepeda listrik. Jenis sepeda yang dipilihkan adalah yang mampu mengatasi kondisi jalan di dalam kampus yang naik turun sehingga pengendaranya tidak kepayahan.
Baca juga:
Ini Sebab Rafale Nekat Ciptakan Dentuman yang Gegerkan Paris
Adapun sumber tenaga yang digunakan berasal dari sinar matahari hasil pengumpulan panel solar. Mereka merancang lokasi stasiun pengisiannya di beberapa tempat. “Lama pengisiannya dua jam sampai penuh,” kata Mutiara.
Dari sepeda listrik yang mereka beli, kapasitas baterainya 360 Watt (36V 10Ah) dan motornya jenis rear hub 350 watt. Durasi pemakaian sepeda listrik, ujar Mutiara, berdasarkan jarak tempuh, bukan waktu. Tim telah menguji sepeda itu dari Bandung ke Jatinangor yang berjarak 26 kilometer. “Cuma habis 1 dari 4 bar baterai,” ujarnya.