Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Hujan Meteor di Langit Oktober, Ada yang Mirip Bola-bola Api

image-gnews
Hujan Meteor Orionid 20-21 Oktober 2017 akan dimulai pada pukul 00:01 WIB. (Star Walk)
Hujan Meteor Orionid 20-21 Oktober 2017 akan dimulai pada pukul 00:01 WIB. (Star Walk)
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Langit malam sepanjang Oktober 2020 bakal semarak oleh empat hujan meteor. Intensitas hujan meteor itu ada yang mirip pertunjukan bola api. Pengamat bisa melihatnya langsung tanpa alat teropong.

Hujan meteor Draconid yang tergolong minor akan berlangsung singkat 6–10 Oktober. Di puncaknya pada 8 Oktober, setiap jam akan melesat sekitar 10 meteor dari sisa debu komet 21P Giacobini-Zinner.

Baca juga:
Oktober, Bumi Punya Bulan Mini Baru di Luar Angkasa

“Hujan meteor ini bisa dinikmati setelah matahari terbenam sampai rasi bintang Draco tenggelam pukul 21.32 WIB,” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan Bandung, Kamis lalu, 1 Oktober 2020.

Pengamatan hujan meteor Draconid itu mengarah ke utara. Menurutnya agak sulit menemukan rasi bintang Draco ini karena posisinya terhitung rendah di cakrawala. Lokasi pengamatan terbaiknya yaitu tempat yang bebas polusi cahaya.

Selesai hujan meteor Draconid, puncak hujan meteor Taurid Selatan menyusul pada 10 Oktober. Jumlah meteornya yang berasal dari butiran debu Asteroid 2004 TG10 dan sisa debu Komet 2P Encke itu biasanya tidak lebih dari 5 meteor per jam. “Menariknya, hujan meteor Taurid ini seperti bola api,” kata Avivah.

Mengutip dari laman Langit Selatan, hujan meteor dari rasi bintang Taurus itu ternyata sudah berlangsung sejak 10 September lalu dan akan terus terjadi sampai 20 November nanti. Melesat dengan kecepatan sekitar 28 kilometer per detik, meteor Taurid bisa diamati setelah matahari terbenam. Sementara rasi Taurus terbit di arah timur sampai terbenam menjelang fajar di barat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hujan meteor Taurid Selatan bisa diamati tanpa gangguan cahaya yang dipantulkan Bulan sampai tengah malam. Saat itu rasi Taurus sudah berada di titik tertingginya di langit dan bisa menampilkan atraksi meteor yang menarik untuk diamati.

Hujan meteor delta Aurigid jadi penampil ketiga di langit Oktober. Berlangsung 10–18 Oktober, hujan meteor ini memuncak pada 11 Oktober 2020. Saat itu akan melesat tiga meteor per jam berkecepatan sekitar 64 kilometer per detik. Kemunculannya di atas horison mulai pukul 22.26 WIB sampai fajar menyingsing.

Baca juga:
Bintang Kecil di Langit yang Tinggi, Mana yang Terkecil?

Hujan meteor Orionid dari rasi bintang Orian menjadi penutup ssekaligus pamungkas karena bakal lebih banyak atraksinya. Saat puncaknya pada 21 Oktober, sekitar 25 meteor per jam bakal melesat dengan kecepatan 66 kilometer per detik.

Hujan meteor dari sisa debu komet Halley ini sebenarnya berlangsung dari 2 Oktober sampai 7 November. Rasi Orion terbit pukul 22.14 WIB di arah timur dan bisa diamati sampai terbit fajar.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

11 hari lalu

Petugas Kantor Kemenag Kota Sabang melakukan pemantauan hilal di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Kota Sabang, Aceh, Minggu, 10 Maret 2024. Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 ANTARA/Khalis Surry
Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.


Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

17 hari lalu

Komet 12P/Pons-Brooks terlihat setelah letusan besar pada 20 Juli 2023. Tanduk khas dalam letusan itu menjadikan komet ini disebut sebagai komet setan. Foto: Comet Chasers/Richard Miles
Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.


Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

17 hari lalu

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.


Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

18 hari lalu

Gambaran orbit elips komet 12P/Pons-Brooks yang akan melontarkan 'komet setan' itu mengelilingi matahari pada 2024. Foto: SpaceReference.org
Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Puncak Hujan Meteor Quadrantid Muncul Besok dan Lusa

2 Januari 2024

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Puncak Hujan Meteor Quadrantid Muncul Besok dan Lusa

Puncak hujan meteor Quadrantid akan terjadi pada 3-4 Januari 2024. Hujan meteor itu berlangsung sejak 26 Desember lalu hingga 14 Januari 2024.


Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

10 Desember 2023

Komet Halley (ESA)
Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

Pertunjukan utama Komet Halley dimulai di langit pagi pertengahan bulan Juni.


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.


Malam Ini Hujan Meteor Alpha Monocerotid Melewati Langit Indonesia

22 November 2023

Seorang wanita melihat melalui teleskop selama hujan meteor tahunan Perseid di pulau Lastovo, Kroasia 12 Agustus 2023. REUTERS/Antonio Bronic
Malam Ini Hujan Meteor Alpha Monocerotid Melewati Langit Indonesia

Hujan meteor alpha monocerotid akan terjadi di langit Indonesia pada 21-22 November 2023. Begini penjelasannya.