Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Ini Hari Tanpa Bayangan di Jakarta dan Serang

Reporter

image-gnews
Saat matahari tetap di atas katulistiwa pada 21-23 Maret 2017, benda di bawah matahari tidak akan mempunyai bayangan. (pontianakkota.go.id)
Saat matahari tetap di atas katulistiwa pada 21-23 Maret 2017, benda di bawah matahari tidak akan mempunyai bayangan. (pontianakkota.go.id)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena hari tanpa bayangan sedang bergulir di wilayah Indonesia untuk kedua kalinya pada tahun ini, dimulai sejak 7 September lalu hingga pertengahan Oktober ini. Hari ini, Kamis 8 Oktober 2020, pukul 11.40.96 WIB, diperhitungkan akan terjadi di Jakarta dan akan dirayakan di antaranya dengan pengamatan pergerakan bayangan Tugu Monas oleh Planetarium dan Observatorium Jakarta.

Ini adalah fenomena yang berkaitan dengan posisi astronomis Indonesia, yakni saat kulminasi matahari berada tepat di titik atas titik pengamat (zenith). Hari ini, Jakarta dan Serang yang mengalaminya, hanya Serang terjadi pukul 11.42.52 WIB. Besok, misalnya, giliran Kota Bogor dengan jam yang tertentu pula.

"Ketika Matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga ketika tengah hari, sehingga fenomena ini dapat disebut sebagai Hari Tanpa Bayangan," tulis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam akun media sosialnya.

Hari Tanpa Bayangan terjadi dua kali setahun untuk beberapa kota yang terletak di antara Garis Balik Utara dan Selatan. Garis Balik Utara dengan posisi 23,4 derajat Lintang Utara, sedangkan Garis Balik Selatan di 23,4 derajat Lintang Selatan.

Wilayah yang berada tepat di Garis Balik Utara dan Selatan hanya satu kali mengalami Hari Tanpa Bayangan dalam setahun. Fenomena ini terjadi saat Solstis Juni pada 21-22 Juni dan Solstis Desember pada 21-22 Desember. Solstis adalah peristiwa pergerakan semu matahari akibat rotasi bumi yang miring.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain wilayah yang terletak di antara atau tepat di Garis Balik Utara dan Selatan, matahari tidak berada di posisi zenit ketika tengah hari. Artinya, wilayah tersebut tidak mengalami fenomena Hari Tanpa Bayangan sepanjang tahun.

Dalam keterangan yang pernah dibagikannya saat fenomena yang sama, Februari-Maret lalu, komunitas astronomi Langit Selatan Bandung mengungkapkan kalau hari tanpa bayangan juga bisa digunakan untuk mengukur keliling bumi yang sejauh 40 ribu kilometer. Alat untuk mengukurnya pun sangat sederhana yaitu hanya sebatang tongkat yang ditancapkan ke tanah.

Baca juga:
Gelar Festival Iklim 2020, KLHK Diajak Lindungi Masyarakat Adat

Beberapa asumsi dalam melakukan pengukuran ini adalah bentuk Bumi seperti bola yang sempurna. Kemudian sinar matahari yang datang ke dua kota arah sinarnya sama-sama sejajar, serta jarak dua kota berada pada satu garis bujur yang sama.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

9 jam lalu

Satelit rakitan dalam negeri bernama LAPAN A2/LAPAN ORARI yang akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bogor, Jawa Barat, Kamis, 3 September 2015. Peluncurannya sendiri akan dilakukan di pusat antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India. Nantinya, satelit akan dibawa ke orbit dengan ditumpangkan pada roket India bersama satelit penelitian astronomi milik Organisasi Riset Antariksa India. [TEMPO/Subekti; SB2015090312] KOMUNIKA ONLINE
BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI merupakan salah satu hasil riset karya anak bangsa yang dikembangkan oleh BRIN.


Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

9 hari lalu

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.


Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

29 hari lalu

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

Bintik di salah satu sisi matahari mengeluarkan sejumlah ledakan dahsyat pada pekan lalu. Lontaran gelombangnya menghadap ke bumi.


Viral Penampakan 2 Matahari di Mentawai Jelaskan Fenomena Langka Sun Dog

33 hari lalu

Video viral di media sosial menyebut penampakan dua matahari di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, yang dikenal sebagai fenomena sun dog. Instagram
Viral Penampakan 2 Matahari di Mentawai Jelaskan Fenomena Langka Sun Dog

Sun dog juga bisa terlihat seperti ada 7 matahari di langit. Masyarakat di Indonesia beruntung kalau bisa melihat fenomena ini.


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

55 hari lalu

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Mengapa Awan Hujan Berwarna Abu-abu?

27 Desember 2023

Ilustrasi awan mendung/cuaca buruk. TEMPO/Aditia Noviansyah
Mengapa Awan Hujan Berwarna Abu-abu?

Awan hujan berwarna abu-abu karena ketebalannya atau ketinggiannya.


Apa Itu Badai Matahari yang Dikabarkan Bakal Hantam Bumi di akhir 2023

22 Desember 2023

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Apa Itu Badai Matahari yang Dikabarkan Bakal Hantam Bumi di akhir 2023

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini.


4 Tips Supaya Bunga Desember Tumbuh Subur

9 Desember 2023

Bunga ini hanya mekar di bulan Desember. Alhasil dinamai bunga desember.
4 Tips Supaya Bunga Desember Tumbuh Subur

Perlu sejumlah persiapan supaya bunga desember bisa tumbuh subur dan mekar dengan optimal


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.