TEMPO.CO, Jakarta - Universal Robots bersama pemimpin global robot kolaboratif (cobot) menggelar pameran "Meet the Cobot Leaders" yang dihelat pertama kalinya di Asia-Pasifik. Mereka sekaligus membahas peluang teknologi otomasi atau collaborative robots yang terbuka ebar dalam dunia manufaktur di era pandemi saat ini.
Pandemi Covid-19 pada tahun ini disebut menambah daftar tantangan bagi perusahaan-perusahaan di dunia. Rantai pasokan menjadi terganggu, kekurangan material secara tiba-tiba, dan perubahan permintaan yang tajam.
Terlebih manufaktur padat karya juga sangat terpukul oleh langkah-langkah penanganan Covid-19 oleh pemerintahan yang memberlakukan pembatasan jarak dan sosial, dan itu kerap diperpanjang.
Direktur Regional APAC Universal Robots, James McKew, dalam siaran pers pada Kamis 8 Oktober 2020, mengatakan bahwa pemilik bisnis di Asia Pasifik harus benar-benar ketat dalam mengatur biaya perusahaan demi menciptakan keuntungan karenanya.
Presiden Universal Robots Jurgen von Hollen. Universal Robots memproduksi cobot atau robot kolaboratif untuk manufaktur. (ANTARA/HO)
"Cobot bisa sangat membantu memaksimalkan ruang, bekerja sama dengan operator manusia, untuk mencapai tingkat produksi tertinggi, sambil mematuhi pedoman jarak fisik," katanya.
Peserta pertemuan mengklaim cobot adalah alat yang gesit dan dapat diaplikasikan secara inovatif di seluruh dunia. Di ASEAN, tingkat adopsi cobot dan robot industri disebut terus melampaui pasar yang ada di negara-negara Barat yang sudah mapan.