TEMPO.CO, Jakarta - Tengah malam nanti, Sabtu 10 Oktober 2020, hujan meteor Taurid Selatan diperkirakan akan memuncak. Melesat dengan kecepatan sekitar 28 kilometer per detik, meteor Taurid bisa diamati setelah matahari terbenam. Sementara rasi Taurus terbit di arah timur sampai terbenam menjelang fajar di barat.
Jumlah meteornya yang berasal dari butiran debu Asteroid 2004 TG10 dan sisa debu Komet 2P Encke itu biasanya tidak lebih dari 5 meteor per jam. “Menariknya, hujan meteor Taurid ini seperti bola api,” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan Bandung, saat memberikan keterangannya, 1 Oktober 2020.
Mengutip dari laman Langit Selatan, hujan meteor dari rasi bintang Taurus itu sudah berlangsung sejak 10 September lalu dan akan terus terjadi sampai 20 November nanti. Pemandangan malam nanti merangkai peristiwa hujan meteor Draconid 6-10 Oktober yang tergolong minor.
Hujan meteor Taurid Selatan bisa diamati tanpa gangguan cahaya yang dipantulkan Bulan sampai tengah malam. Saat itu rasi Taurus sudah berada di titik tertingginya di langit dan bisa menampilkan atraksi meteor yang menarik untuk diamati.
Baca juga:
Bintang Kecil di Langit yang Tinggi, Mana yang Terkecil?
Situs Info Astronomy.org menambahkan kalau hujan meteor ini bisa dinikmati dari seluruh wilayah Indonesia. Tetapi, tanpa langit yang gelap atau polusi cahaya yang minim, situs itu mengatakan, "Niscaya pengamatan akan gagal, apalagi untuk hujan meteor Taurid Selatan yang intensitasnya bisa dibilang sedikit seperti ini."