Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Planet Ini Ditemukan Tanpa Bintang, Sendirian Tak Tentu Arah

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Rogue Planet. wikipedia.org
Ilustrasi Rogue Planet. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jika sebuah sistem tata surya adalah sebuah keluarga, ini artinya beberapa planet diketahui telah minggat dari rumahnya. Apakah itu karena keinginannya sendiri atau tidak, sekali mereka lepas dari gaya gravitasi keluarganya, nasib mereka sudah pasti akan berujung sebatang kara, mengembara sendirian selamanya, tanpa bintang induk.

Para ahli astronomi menyebut planet-planet yang melayang tak tentu arah (rogue planets). Menemukannya di belantara alam raya adalah tantangan yang ekstrem karena jelas obyek itu tak bercahaya. Tapi inilah pekerjaan tim peneliti di kolaborasi OGLE (Optical Gravitational Lensing Experiment) dan kolaborasi KMTN (Korean Microlensing Telescope Network).

Satu tim dari kedua kelompok itulah yang mengumumkan penemuan terbaru, sebuah planet tak tentu arah bermassa rendah, seukuran Bumi atau Mars. Tim itu memastikan tak menemukan bintang di sekitarnya, dan jaraknya dari Bumi tak terkonfirmasi. "Teknik microlensing efektif untuk menemukan planet-planet seukuran massa Bumi yang melayang bebas di alam raya," bunyi pernyataan tim penelitinya.

Makalah berisi penemuan itu berjudul “A terrestrial-mass rogue planet candidate detected in the shortest-timescale microlensing event” dan dimuat dalam situs makalah pra-publikasi, arxiv.org, pada 29 September 2020. Di sana dicantumkan 30 anggota tim penelitinya yang terlibat penemuan itu dengan ketua tim Przemek Mróz, mahasiswa postdoktoral bidang astronomi di Caltech, Amerika Serikat.

Tentang asal muasal rogue planets, para ahli astronomi berpikir kalau di awal usia sebuah sistem tata surya, beberapa planet yang bermassa rendah pastik akan terlepas dari cengkeraman gravitasi bintang induk. Berdasarkan teori yang ada, planet yang kemungkinan terlempar ke luar itu adalah yang seukuran Bumi hingga yang berukuran 30 persen dari Bumi.

Diduga ada miliaran, malah triliunan planet-planet 'sebatang kara' yang melayang bebas di Galaksi Bima Sakti. Teknik microlensing menawarkan metode untuk menemukan mereka. Tapi tentu tidak mudah. Bukan saja karena mereka gelap dan tak bercahaya. Tapi juga peristiwa microlensing untuk obyek sekecil itu terjadi pada skala waktu yang sangat singkat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Obyek rogue planet yang baru, diberi nama OGLE-2016-BLG-1928, ditemukan dalam sebuah peristiwa microlensing yang bertahan hanya 41,5 menit. Itu disebut sangat singkat untuk bisa mengumpulkan data yang detail.

Baca juga:
Bintang Kecil di Langit yang Tinggi, Mana yang Terkecil?

Hanya empat rogue planet serupa ini yang pernah ditemukan sebelumnya, masing-masing juga dalam skala waktu microlensing yang singkat. "Tapi secara keseluruhan ini cukup untuk menyediakan bukti keberadaan populasi rogue planets di Galaksi Bima Sakti," tulis tim penelitinya.

UNIVERSE TODAY | ARXIV.ORG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

17 hari lalu

Petugas Kantor Kemenag Kota Sabang melakukan pemantauan hilal di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Kota Sabang, Aceh, Minggu, 10 Maret 2024. Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 ANTARA/Khalis Surry
Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.


Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

23 hari lalu

Komet 12P/Pons-Brooks terlihat setelah letusan besar pada 20 Juli 2023. Tanduk khas dalam letusan itu menjadikan komet ini disebut sebagai komet setan. Foto: Comet Chasers/Richard Miles
Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.


Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

23 hari lalu

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.


Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

24 hari lalu

Gambaran orbit elips komet 12P/Pons-Brooks yang akan melontarkan 'komet setan' itu mengelilingi matahari pada 2024. Foto: SpaceReference.org
Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.


AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

23 Februari 2024

Pesawat ruang angkasa Odysseus milik Intuitive Machines melewati sisi dekat Bulan setelah masuk orbit bulan pada 21 Februari 2024, dalam gambar selebaran yang dirilis 22 Februari 2024. Intuitive Machines/Handout via REUTERS
AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

Ini merupakan pendaratan pertama AS di permukaan bulan dalam lebih dari setengah abad dan yang pertama dicapai oleh sektor swasta.


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Petualangan Robot Helikopter Ingenuity di Mars Telah Berakhir

28 Januari 2024

Gambar helikopter Mars, Ingenuity, di lantai Kawah Jezero yang ditangkap oleh wahana Perseverance NASA. (Kredit gambar: NASA/JPL-Caltech)
Petualangan Robot Helikopter Ingenuity di Mars Telah Berakhir

Dari misi awal terbang lima kali selama 30 hari, Ingenuity telah terbang 72 kali dan berumur hampir tiga tahun di Mars.


NASA Pensiunkan Helikopter Robot Mini Ingenuity setelah Bertugas 3 Tahun di Mars, Ini Sebabnya

26 Januari 2024

Gambar helikopter Mars, Ingenuity, di lantai Kawah Jezero yang ditangkap oleh wahana Perseverance NASA. (Kredit gambar: NASA/JPL-Caltech)
NASA Pensiunkan Helikopter Robot Mini Ingenuity setelah Bertugas 3 Tahun di Mars, Ini Sebabnya

NASA menghentikan operasional helikopter robot Mars Ingenuity, kendaraan pertama yang terbang di planet lain, setelah terbang puluhan kali 3 tahun ini


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.