TEMPO.CO, Jakarta - Sejak pertama berkantor di Gedung Putih pada Januari 2017, Donald Trump dinilai tidak pernah menempatkan sains sebagai prioritas. Dia malah, di antaranya, meminta anggaran di banyak institusi sains dipangkas. Trump juga butuh 19 bulan sebelum menunjuk seorang penasihat bidang sains.
Dari soal lingkungan dan perubahan iklim hingga virus dan nuklir, semua aksi dan kebijakan Presiden Trump dianggap sangat berdampak--banyak di antaranya membahayakan--para ilmuwan dan isu-isu terkait sains. Jeffrey Shaman, epidemiolog di Columbia University, New York City, misalnya, yang mengecam kebijakan Trump soal penanggulangan wabah Covid-19.
"Ini bukan lagi cermin pemimpin yang tidak kompeten, tapi ini sudah termasuk kalau dia mensabotase upaya-upaya untuk menyelamatkan nyawa banyak orang," katanya merujuk data lebih dari 200 ribu angka kematian di AS sementara belakangan Trump mengaku menutupi fakta ancaman virus corona.
Berikut ini perjalanan waktu berisi aksi dan dan kebijakan Trump itu sejak awal menjabat Presiden AS hingga menjelang pemilihan presiden lagi, 3 November mendatang,
2017
-January: Larangan Perjalanan.
Di pekan keduanya berkuasa, Trump sudah langsung meneken instruksi larangan bagi warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim masuk ke Amerika Serikat. Perintah itu memicu ketakutan dan kebingungan--termasuk di antara ilmuwan dari tujuh negara itu dan kolaborator mereka. Setelah beberapa upaya banding terhadap beragam versi dari instruksi itu, Mahkamah Agung AS akhirnya hanya meloloskan larangan yang terbatas.
-Maret: Anggaran Belanja Sains.
Proposal pertama anggaran pendapatan dan belanja dari pemerintahan Trump, untuk 2018, memangkas anggaran untuk Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), Institut Kesehatan Nasional (NIH) dan bebapa lembaga sains lainnya. Beruntung Kongres banyak mengabaikan isi proposal itu. Tapi, dari proposal itu sudah bisa ditebak bagaimana pemerintahan Trump akan menempatkan prioritasnya kepada belanja sains.
Pada bulan yang sama, Trump menandatangani peraturan yang bertujuan melucuti kebijakan iklim dari presiden sebelumnya, Barack Obama. Peraturan itu mengarahkan EPA untuk menghentikan aturan pembatasan emisi karbon dari pembangkit-pembangkit listrik.
-Juni: Menarik Diri dari Iklimn
Trump mengumumkan AS akan menarik diri dari Persetujuan Paris 2015 mengenai langkah penanggulangan dampak perubahan iklim global, yang memicu jerit keprihatinan dari para ilmuwan.
Baca juga:
Planet Ini Ditemukan Tanpa Bintang, Sendirian Tak Tentu Arah
-Oktober: Lingkungan Hidup.
EPA mengambil langkah menghalangi tokoh peneliti penting masuk komite penasihat yang membuat perwakilan industri lebih nyaman.
-Desember: Misi ke Bulan
Trump meminta NASA mengirim astronot kembali ke Bulan, mengubah prioritas yang ada di lembaga itu. NASA kemudian menetapkan tenggat 2024 untuk misi baru tersebut yang bisa terealisasi--dan Trump terpilih kembali--akan terjadi pada periode kedua Trump sebagai presiden.