Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

450 Satwa Diselamatkan di Ibu Kota Sepanjang Tahun Ini, 223 Dilepasliar

Reporter

image-gnews
Petugas menunjukan paruh burung Enggang yang berhasil disita di Kantor Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA), Jakarta, Senin (7/1). ANTARA/M Agung Rajasa
Petugas menunjukan paruh burung Enggang yang berhasil disita di Kantor Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA), Jakarta, Senin (7/1). ANTARA/M Agung Rajasa
Iklan

JAKARTA - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta mencatat telah melakukan translokasi satwa sebanyak 12 kali sepanjang tahun ini (hingga September). Pelepasliaran maupun rehabilitasi itu dilakukan terhadap 223 satwa terdiri dari 39 burung, 167 reptil, 9 mamalia, dan 8 primata.

Di antara translokasi yang dilakukan itu adalah pelepasliaran burung jenis langkaRangkong Gading di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Burung besar dengan cula di atas paruhnya yang juga besar itu hasil penyerahan masyarakat.

“Ada juga burung endemik dari Maluku hasil penegakan hukum dan dilepas di Maluku, ada elang juga dan empat ekor beruang yang kami rehabilitasi di BKSDA Jambi,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah 2 BKSDA Jakarta, Dian Banjar Agung, dalam webinar bertajuk Peran Strategis Masyarakat dan Pemerintah dalam Menjaga Habitat dan Ekosistem, Sabtu 17 Oktober 2020.

Sepanjang tahun ini pula, BKSDA Jakarta juga tercatat telah melakukan 92 kali evakuasi, penyerahan, penitipan, dan penegakan hukum terkait satwa dilindungi. Seluruh kegiatan tersebut berdampak terhadap 450 satwa.

Langkah penyelamatan satwa juga dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat Center Of Orangutan Protection (COP). Lembaga ini memiliki beberapa fasilitas rehabilitasi satwa, salah satunya di Berau, Kalimantan Timur, yang dikelola bekerja sama dengan BKSDA wilayah setempat.

COP juga menjalankan program sekolah hutan yang diperuntukkan bagi bayi orangutan dengan usia kurang dari 6 tahun. Dengan program sekolah itu, Direktur COP Daniek Hendarto Sulistyo menerangkan, para bayi orangutan akan dilatih untuk bisa bertahan hidup sebelum dilepasliarkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain di Kalimantan Timur, COP juga tengah membangun pusat rehabilitasi di Sumatera Utara yang diperuntukkan bagi primata yang telanjur ke luar dari habitatnya. “Kami berharap tahun ini sudah bisa beroperasi bersama BKSDA Sumatera Utara untuk upaya pertolongan bagi satwa yang membutuhkan,” kata Daniek.

Baca juga:
Tekad dan Patih, Dua Banteng Jawa Pertama Dilepasliar di Habitat Alami

Selain menyelamatkan satwa secara langsung, program yang dijalankan juga menyasar pelibatan masyarakat sekitar habitat dan ekosistem. Sebagai masyarakat yang paling dekat dengan kehidupan satwa dan habitatnya, banyak pengetahuan dan pengalaman yang bisa dimanfaatkan dalam upaya pelestarian satwa.

COP bahkan melibatkan mantan pemburu untuk menjadi kordinator ranger dalam pengamanan lokasi pelepasliaran dan kordinator tim pengamatan orangutan yang sudah dilepasliarkan. “Pelibatan seperti ini tentunya akan membuat masyarakat merasa memiliki dan ikut menjaga keanekaragaman hayati sekitar mereka,” kata Daniek.

MUHAMMAD AMINULLAH | ZW

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

14 hari lalu

Proses relokasi seekor buaya yang ditangkap di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-BBKSDA NTT
Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.


Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

17 hari lalu

Penampakan hantaran alias hampers lebaran berupa sepasang burung love bird dengan kembang melingkar di sekeliling kurungan besi. Belakangan, burung dengan nama latin Agapornis Pullarius itu ramai dijual untuk bingkisan hari raya idulfitri. Aktivis pelindung bintang mengecam praktik ini. Foto: Istimewa
Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

Forest and Wildlife, Muhammad Ali Imron, mengatakan bisa menyebabkan kematian burung, terutama ketika si penerima tidak menghendaki parcel lovebird.


Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

26 hari lalu

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.


Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

31 hari lalu

Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) tertidur usai dibius di pahanya di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.


Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

31 hari lalu

Gambar kemunculan harimau sumatera di jalan lintas barat Tanggamus-Krui Pesisir Barat. ANTARA/Dokumentasi pribadi
Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.


Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

33 hari lalu

Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) tertidur usai dibius di pahanya di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.


Taman Nasional Baluran Ditutup bagi Pengunjung hingga 18 Maret 2024 karena Cuaca Ekstrem

40 hari lalu

Rusa timor (cervus timorensis) beraktivitas di savana Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Taman Nasional Baluran Ditutup bagi Pengunjung hingga 18 Maret 2024 karena Cuaca Ekstrem

Objek wisata alam Taman Nasional Baluran Situbondo, Jawa Timur, ditutup sementara bagi pengunjung pada 16-18 Maret 2024, karena cuaca ekstrem.


Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

43 hari lalu

Petugas damkar Tulungagung saat mengevakuasi seekor buaya yang ditangkap warga di areal persawahan Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Rabu, 13 Maret 2024. ANTARA/HO - Damkar Tulungagung.
Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?


Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

52 hari lalu

Pekerja anak melakukan kegiatan mengumpulkan pasir timah di lokasi tambang Perairan Toboali Kabupaten Bangka Selatan, Senin, 21 Agustus 2023. TEMPO/Servio
Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.


7 Spot Wisata Menarik di Baluran, Ada Savana hingga Hutan

54 hari lalu

Predator Ajak (Cuon alpinus) berburu rusa timor (cervus timorensis) di savana Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Jumat 5 Juni 2020. Ditutupnya pariwisata di TN Baluran pada masa Pandemi COVID-19, berdampak pada perilaku satwa yang biasanya beraktivitas di dalam hutan saat ini mudah dijumpai di padang savana karena tidak adanya wisatawan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
7 Spot Wisata Menarik di Baluran, Ada Savana hingga Hutan

Bagi Anda yang tertarik untuk liburan di daerah Jawa Timur, Taman Nasional Baluran bisa jadi pilihan. Ini spot wisata menarik di Baluran.