TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memperkirakan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di wilayah Indonesia mulai hari ini, Minggu 18 Oktober 2020, hingga sepekan ke depan. Penyebabnya, aktivitas La Nina dari timur dan Madden Julian Oscillation dari barat secara bersamaan.
Peringatan ini disampaikan BMKG lewat siaran pers yang dibagikan, Sabtu 17 Oktober 2020. Seperti biasa, masyarakat diimbau untuk waspada dampak yang dapat ditimbulkan dari kondisi cuaca ekstrem seperti banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, dan jalan licin.
BMKG sebelumnya telah merilis informasi yang menyatakan bahwa saat ini tengah terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang. Bagi Indonesia, La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah.
"Dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung pada musim atau bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri," kata Deputi Bidang Meteorologi Guswanto dalam siaran pers itu.
Sekarang, pengaruh penguatan curah hujan di Indonesia itu ditambah dari penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang MJO dan Kelvin. Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer telah menunjukkan aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia berupa klaster awan berpotensi hujan.
Dampaknya, menurut BMKG, diperkirakan dialami di seluruh wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, hingga Bali dan Nusa Tenggara Barat. Sebagian Sulawesi, Maluku dan Papua pun diperkirakan terdampak yang sama sepekan ke depan: hujan tambah lebaat disertai petir dan angin kencang.
Baca juga:
Begini La Nina Pengaruhi Musim Hujan di Indonesia per Oktober
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, di antaranya melalui situs resmi dan akun di media sosial. "Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat."