Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Guru Besar UI: Kasus Norovirus Pernah Dilaporkan dari Beberapa Kota di Indonesia

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Prof Dr. dr Ari Fahrial Syam, SpPD(K) MMB, FINASIM, FACP, spesialis penyakit dalam, konsultan Gastroenterologi Hepatologi, serta Guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Kredit: Istimewa
Prof Dr. dr Ari Fahrial Syam, SpPD(K) MMB, FINASIM, FACP, spesialis penyakit dalam, konsultan Gastroenterologi Hepatologi, serta Guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Kredit: Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia, norovirus mewabah di Cina. Kasus terbaru, belasan mahasiswa Taiyuan, Provinsi Shanzi, Cina, dilaporkan terjangkit virus tersebut.

Guru Besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) Prof Ari Fahrial Syam mengatakan norovirus sebenarnya bukan virus baru. “Norovirus menjadi salah penyebab utama terjadi infeksi usus akut (gastroenteritis) di seluruh dunia,” ujar dokter spesialis penyakit dalam itu dalam keterangannya, Senin, 19 Oktober 2020.

Menurut Ari, virus ini juga ada di Indonesia seperti yang dilaporkan oleh peneliti Indonesia di jurnal internasional. Salah satunya yang baru saja di publikasi di Jurnal of Medical Virology bulan Mei 2020 yang dilaporkan oleh Dr. Juniastuti, dkk dari Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga.

Laporan itu menyebutkan bahwa dari 91 sampel feses yang diperiksa, ternyata 14 sampel atau 15,4 persen mengandung norovirus. Sampel penelitian yang dilakukan di awal tahun 2019 ini diambil dari beberapa rumah sakit di Kota Jambi. Kasus yang sama juga pernah dilaporkan dari beberapa kota di Indonesia.

Berbeda dengan virus SARS-Cov-2, Norovirus ini ditularkan melalui makanan atau istilah yang digunakan food borne. Kejadian luar biasa bisa terjadi jika adanya makanan yang tercemar oleh virus ini,” ujar Ari.

Secara umum gejala yang timbul ketika seseorang mengalami keracunan makanan, antara lain demam, nyeri perut, diare, mual dan muntah. Gejala klinis ini juga muncul pada KLB norovirus yang terjadi di Provinsi Shanxi.

Gejala klinis muncul akibat virus ini bisa terjadi dalam 24 jam setelah mengonsumsi makanan yang tercemar. Hal yang memang perlu diperhatikan adalah ketika jumlah KLB yang dilaporkan terus meningkat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sampai saat ini dari informasi yang ada  dari Center for Disease Control and Prevention Tiongkok, lebih dari 30 KLB sudah terjadi sejak September 2020 ini melibatkan 1.500 kasus terutama dilaporkan ditularkan melalui kantin karena adanya makanan yang tercemar.

Norovirus bukan virus baru dan bisa ditemukan di banyak negara, biasanya bermula dari restoran yang makanannya tercemar oleh Norovirus ini dan akhirnya terjadi KLB akibat banyak pelanggan restoran tersebut yang terinfeksi.

Tetap saja, keberadaan keracunan makanan karena norovirus ini harus diwaspadai, sehingga jika terjadi KLB bahwa sisa makanan yang dicurigai, atau muntahan dan feses pasien yang menerima keracunan makanan tersebut harus dicek apakah norovirus sebagai penyebabnya.

Upaya yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi KLB akibat virus ini adalah kualitas makanan harus tetap terjaga baik disediakan oleh restoran, kantin atau di rumah tangga. Selan itu, masyarakat juga harus selalu rajin mencuci tangan pakai sabun.

Sampai saat ini prinsip penanganan kalau terinfeksi oleh virus ini adalah memberikan obat-obatan untuk menghilangkan gejala sakit dan mencegah terjadinya dehidrasi akibat muntah dan diare. Mengganti makanan dengan yang lebih lunak seperti bubur dan menghindari makan pedas dan berlemak.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

5 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

14 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

15 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

15 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

19 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

20 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

22 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

23 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

23 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

25 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.