TEMPO.CO, Bandung - Ketua Tim Riset Uji Klinis Fase 3 Calon Vaksin Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Kusnandi Rusmil, menegaskan kandidat vaksin Covid-19 yang sedang diujinya itu belum bisa diproduksi massal. Dia mengatakan laporan lengkap atas hasil uji vaksin tersebut baru akan disediakannya pada Maret tahun depan.
"Vaksin ini tidak akan bisa diproduksi sebelum penelitian saya selesai," katanya menegaskan seperti dikutip dari Koran Tempo, Senin 19 Oktober 2020.
Kusnandi diminta tanggapannya atas rencana pemerintah untuk sesegera mungkin menghadirkan vaksinasi untuk meredam wabah Covid-19 di tanah air. Tahapannya disebut akan dimulai per November dengan mengimpor sejumlah dosis kandidat vaksin Covid-19 yang telah diizinkan digunakan untuk keperluan darurat di negaranya.
Beberapa vaksin Covid-19 yang sudah digunakan dalam skema penggunaan darurat itu datang dari Cina, termasuk produksi Sinovac Biotech yang uji klinisnya juga dilakukan di Bandung, Indonesia. Selain di Bandung, uji juga dilakukan Sinovac di Brasil, Turki, Banglades, dan Cina sendiri.
Kusnandi memaklumi adanya penggunaan darurat untuk orang-orang yang berdasarkan pertimbangan medis dianggap rentan tersebut. Tapi dia menegaskan itu belum bisa dilakukan menggunakan vaksin Sinovac yang riset uji klinisnya masih ditanganinya.
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis 6 Agustus 2020. Simulasi tersebut dilakukan untuk melihat kesiapan tenaga medis dalam penanganan dan pengujian klinis tahap III vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada 1.620 relawan. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
"Indonesia bisa pakai vaksin Sinovac buatan luar, yang bukan Bio Farma," katanya merujuk pada uji klinis vaksin Sinovac di Cina juga Brasil yang disebutnya sudah lebih dulu dilakukan daripada di Indonesia. Atau vaksin lain yang riset uji klinis finalnya dianggap hampir selesai seperti di Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat.
Tapi untuk yang di Indonesia, Guru Besar bidang Ilmu Kesehatan Anak di Unpad itu menerangkan, masih menunggu hasil riset. "Saya akan laporkan hasilnya pada Desember nanti untuk 540 orang pertama. Kalau untuk hasil semua peserta, saya lapornya pada Maret 2021."
Baca juga:
Kasus Dua Kali Positif Covid-19: Warga Tulungagung Meninggal
Kusnandi mengatakan uji klinis dinyatakan berhasil jika memenuhi tiga indikator yaitu relawan mempunyai imunigenitas yang tinggi, vaksin aman, dan efikasi atau manfaat tinggi sesuai standar. Hasil uji di satu lokasi juga harus saling diperbandingkan dengan hasil dari lokasi yang lain.
"Silakan saja kalau pemerintah mau vaksinasi massal November, tapi penelitian saya tetap jalan," katanya lagi.