Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Risiko Kematian Pasien Covid-19 Berlipat 2-3 Kali Karena Penyakit Ini

Reporter

image-gnews
Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi internasional yang melibatkan sejumlah besar pasien Covid-19 dari berbagai negara mengkonfirmasi kalau penyakit kardiovaskular dan sederet penyakit lain dapat meningkatkan risiko kematian si pasien akibat infeksi virus itu. Penyakit kardiovaskuler bisa meningkatkan risiko kematian dua kali lipat, tapi penyakit yang lain bisa 1,5 sampai 3 kali lipat.

Hasil studi itu diharapkan bisa menolong otoritas kesehatan publik memperbaiki cara merawat pasien Covid-19. Termasuk mengembangkan intervensi paling baik untuk menyelamatkan kelompok populasi dengan risiko tingkat kematian paling tinggi.

“Dari studi ini kita tahu kondisi kronis bukan hanya jamak pada pasien Covid-19, tapi kehadiran mereka adalah peringatan akan sebuah risiko kematian yang lebih tinggi," kata ketua tim penelitinya, Paddy Ssentongo, mahasiswa doktoral epidemiologi di College of Medicine dan asisten profesor di Department of Engineering Science and Mechanics, Pennsylvania State College of Medicine, Amerika Serikat.

Ssentongo dan timnya memaparkan hasil studinya itu dalam jurnal PLOS ONE yang terbit 26 Agustus 2020. Total, mereka mengeksplorasi 11 macam penyakit penyerta yang membawa kepada risiko gejala penyakit lebih parah dan bahkan kematian di antara para pasien Covid-19. Selain kardiovaskular, sepuluh penyakit lainnya: hipertensi, diabetes, gagal jantung, gagal ginjal kronis, stroke, kanker, paru obstruktif kronis, asma, penyakit hati kronis, dan HIV/AIDS.

Studi dilakukan dengan mengkaji secara sistematis dan meta-analisis studi-studi yang telah dipublikasikan dari Desember 2019 hingga Juli 2020. Ssentongo dan koleganya menganalisis data lebih dari 65 ribu pasien dari 25 studi di seluruh dunia. Pasien dalam studi terpilih diketahui memiliki usia rata-rata 61 tahun.

Hasilnya, mereka menemukan kondisi kesehatan pre-eksisting yang tertentu mempengaruhi angka bertahan hidup lebih besar daripada yang lain. Ketika dibandingkan dengan pasien Covid-19 di rumah sakit yang tanpa kondisi pre-eksisting, para peneliti mendapati pasien dengan penyakit penyerta diabetes dan kanker, misalnya, berisiko meninggal 1,5 kali lebih besar.

Sedang penyakit kardiovaskular bersama hipertensi dan gagal jantung membawa peningkatan risiko kematian dua kali lipat. Pasien Covid-19 dengan komorbid gagal ginjal kronis adalah yang paling besar risiko kematiannya yakni 3 kali lipat dbandingkan pasien tanpa komorbid.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekalipun telah diketahui umum tentang dampak komorbiditas pada pasien Covid-19, para peneliti di studi ini mengklaim menyediakan data kuantifikasinya yang paling komprehensif. Penelitian serupa yang ada sebelumnya disebut memiliki keterbatasan jumlah asal negara pasien, jumlah hasil studi, dan jumlah kondisi pre-eksisting.

"Sedang kami mengambil seluruh pendekatan global yang inklusif dengan memeriksa 11 kondisi kronis dan termasuk pasien dari empat benua: Asia, Eropa, Amerika Utara, dan Afrika," kata Ssentongo.

Baca juga:
Beberapa Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac Dilaporkan Sakit

Hasil studi bisa digunakan untuk menentukan skala prioritas siapa saja yang harus segera mendapatkan vaksinasi jika vaksin telah tersedia nanti dan bila SARS-CoV-2 terbukti bisa mewabah musiman. "Seiring dengan pandemi Covid-19 yang terus berlanjut sepanjang tahun ini dan mungkin sampai 2021, kami berharap peneliti lain bisa memanfaatkan hasil studi kami ini," kata Vernon Chinchilli, profesor ilmu kesehatan masyarakat dan anggota tim peneliti. 

SCITECH DAILY | PLOS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

18 jam lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

2 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

2 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

2 hari lalu

Gejala diabetes pada anak di antaranya adalah sering haus dan sering pipis. Kenali gejala lainnya agar mendapatkan penanganan yang tepat. Foto: Canva
10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

Diabetes adalah salah satu penyakit mematikan. Ketahui beberapa gejala diabetes yang perlu diwaspadai. Mulai dari sering harus hingga kesemutan.


Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

3 hari lalu

Ilustrasi kue kering. ANTARA/Feny Selly
Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

Berikut panduan porsi makan yang sehat untuk menjaga gula darah tetap stabil seusai Lebaran dari dokter penyakit dalam.


Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

4 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

Spesialis mata membagi tips mengontrol diabetes demi menghindari gangguan penglihatan dengan cara paling utama dan sederhana.


Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

6 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

11 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

12 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

12 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.