TEMPO.CO, Pelembang - Tim Museum Negeri Balaputra Dewa di Palembang, Sumatera Selatan, berupaya terus menambah koleksi baru. Mereka berburu hingga ke pelosok desa di provinsi setempat.
Itu seperti yang baru saja dilakukan lewat penelusuran sebuah kisah dalam legenda masyarakat setempat mengenai keberadaan batu kursi dan batu lesung. Tim mendatangi lokasinya yang berada di Desa Jepara, Kecamatan Banding Agung, Ogan Komering Ulu Selatan.
"Salah satu desa yang menjadi sasaran berburu koleksi baru yakni Desa Jepara di tepi Danau Ranau," kata Kepala Museum Balaputra Dewa Palembang Chandra Amprayadi di Palembang, Senin, 19 Oktober 2020
Di lokasi, tim benar mendapati batu berukuran sekitar 1x2 meter. Legenda yang hidup dalam masyarakat menyebut di batu itulah aktivitas keluarga kerajaan yang pernah ada ratusan tahun lalu.
Tim, kata Chandra, berniat menggali informasi yang lebih akurat tentang legenda tersebut. Mereka melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk menjadikannya sebagai benda bersejarah koleksi Museum Balaputra Dewa Palembang.
Museum Balaputra Dewa berupaya mendapatkan tambahan koleksi baru dari hibah masyarakat, selain dari penemuan-penemuan. Pada Agustus 2020, misalnya, museum menerima hibah kemudi kapal dari masa Kerajaan Sriwijaya dari masyarakat di Kota Palembang.
Ada juga buku catatan pinggir dan kamus Almuhith bertuliskan huruf Arab yang pernah digunakan sebagai bahan bacaan masyarakat adat Kisam Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan.
Chandra menjelaskan, koleksi museum diupayakan terus bertambah sehingga dapat meningkatkan daya tarik masyarakat dan wisatawan. Koleksi berasal mulai dari zaman pra-sejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga zaman kolonialisme Belanda.
Baca juga:
Selain Tergantung di Dalam Hutan, Rafflesia Arnoldii juga Mekar di Kebun Kopi
Dalam tiga tahun terakhir, Museum Balaputra Dewa Palembang telah menambah 2.000 koleksi baru yang diperoleh dari hibah masyarakat berbagai daerah di Sumatera Selatan dan provinsi lainnya. Museum mengundang masyarakat yang lain pemilik koleksi benda bersejarah untuk ikut jejak penyerahan tersebut.
"Barang yang dihibahkan ke museum akan dipelihara dengan baik dan dipamerkan untuk umum dengan keterangan yang menyebutkan sumbangan dari pemilik koleksi tersebut," kata Chandra.