TEMPO.CO, Jakarta - Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologis (VRBPAC) di Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA terlibat rapat virtual selama sembilan jam membahas izin penggunaan skala luas vaksin Covid-19 dengan hanya bukti efikasi dan keselamatan yang minimal. Emergency use authorization (EUA), istilah yang belakangan menjadi populer tersebut, bisa hanya menggunakan data awalan dari uji klinis vaksin.
Karena akan memangkas proses berbulan-bulan dari pemberian persetujuan yang standar, kebijakan mengambil jalan pintas itu diserahkan FDA kepada VRBPAC untuk dikaji baik-buruknya.
Rapat dengar pendapat yang bisa diikuti lewat YouTube itu diikuti anggota komite terdiri dari akademisi, perwakilan konsumen, dan ilmuwan pemerintah. Mereka berdebat alot tapi mengirim pesan yang cukup jelas kepada FDA: tahan diri.
Beberapa anggota VRBPAC mencemaskan pemberian izin darurat bisa berkontribusi kepada semakin berkembangnya keraguan publik terhadap vaksin Covid-19. Ini karena ikut berkembang adanya persepsi bahwa FDA telah mengkompromikan standarnya yang sudah terkenal tinggi.
Sheldon Toubman, seorang pengacara yang mewakili kepentingan konsumen di komite itu, menyerukan kepada FDA untuk tidak menerbitkan EUA bagi vaksin Covid-19. Alasannya, FDA harus tetap pada prosedur persetujuan yang sudah ada demi menghindari bertambahnya masalah kurangnya kepercayaan publik kepada vaksin.
Baca juga:
Begini Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Amerika Serikat Diawasi
"Hanya ada satu kesempatan untuk melakukannya dengan benar," katanya dalam rapat Kamis, 22 Oktober 2020 itu. Dia menambahkan, "Dan jika kita melakukannya dengan salah, maka selesailah semua untuk bertahun-tahun ke depan yang membuat kita sulit lagi ke luar."