Ancaman lebih serius dan berbahaya disebutnya datang dari radionuklida lain dalam air itu, termasuk strontium-90 dan iodine-129. Greenpeace bahkan menyebut satu kontaminan lain lagi yakni isotop Carbon-14 yang dikatakan berpotensi merusak DNA manusia.
TEPCO pertama kali mempublikasikan daftar kontaminan lengkap pada 2018. Sementara penyaringan telah mengurangi konsentrasi mereka, sekitar 70 persen air belum melalui proses penyaringan kedua. "Ada pertanyaan besar apakah ini akan bekerja seperti rencana," kata Shaun Burnie dari Greenpeace.
Livens mengakui penyaringan mengurangi konsentrasi non isotop tritium, tapi tidak sampai menjadikannya nol. Meski begitu, Pascal Bailly du Bois dari Cherbourg-Octeville Radioecology Laboratory, Prancis, menganggap konsentrasi yang tersisa tak perlu dikhawatirkan. “Dampak radiologis kepada ikan-ikan dan kehidupan laut akan sangat kecil, akan sama seperti ketika reaktor Fukushima beroperasi normal," kata dia.
Sedangkan Buesseler mengira dampaknya untuk kehidupan laut--dan manusia yang mengkonsumsinya--masih belum diketahui sampai para ilmuwan memiliki sebuah cara yang lebih baik untuk menghitung radionukleotida dalam tangki.
Simon Boxall dari University of Southampton, Inggirs, mengatakan potensi risiko datang dari timbunan radionukleotida kerang-kerangan yang biasa hidup di perairan pantai. Tapi itupun, menurut Boxall, risikonya masih tergolong rendah. "Lebih jauh ke Samudera Pasifik, risiko ekstrem semakin rendah, tapi pemantauan ketat dan ketersediaan perangkat ilmiah menjadi kunci penting."
Selain yang dari Greenpeace, para peneliti lainnya memandang tidak ada alternatif lain yang lebih mudah dari menuang air dalam seribuan tangki PLTN itu ke laut. Plihan lain, menambah kapasitas penyimpanan air di atas maupun di bawah tanah. Tapi opsi ini dianggap mahal karena tritium butuh 60 tahun untuk meluruh sekitar 97 persen berdasarkan usia paruh waktunya.
Baca juga:
Perumahan BATAN Indah Dideklarasikan Aman dari Paparan Radioaktif
"Membuangnya ke laut mungkin opsi yang paling mungkin karena yang lain menyebabkan masalah lebih besar," kata Livens.
NEW SCIENTIST | CNN