TEMPO.CO, Bandung - Seekor macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) mati di Kebun Binatang Bandung, Senin pagi, 26 Oktober 2020. Satwa liar yang dilindungi itu sebelumnya ditemukan kritis dengan luka di bagian perut pada Jumat pekan lalu.
Macan itu sebelumnya ditemukan dalam kondisi lemah di sekitar daerah wisata alam Kawah Putih, Gunung Patuha, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Petugas dan warga menyelamatkan macan itu lalu dibawa ke Kebun Binatang Bandung untuk dipulihkan. Manager Marketing Comunication Kebon Binatang Bandung Sulhan Syafii menyatakan dokter hewan Kebun Binatang Bandung telah melakukan tindakan medis, seperti memberikan infus, antibodi, dan pembersihan luka dengan antiseptik.
Diperkirakan satwa liar itu sudah kesakitan sejak lima hari sebelum ditemukan orang. “Dokter bilang peluang hidupnya 50 persen waktu dibawa ke sini,” ujarnya, Senin.
Macan tutul itu pertama kali terlihat oleh seorang warga, Jumat pagi, 23 Oktober 2020. Kondisinya dilaporkan lemah dan terluka berdarah. Temuan satwa di petak 67 Blok Kawah Putih pada kawasan Hutan Lindung Gunung Patuha itu lantas dilaporkan ke petugas Perhutani dan warga.
Petugas gabungan dan warga serta aktivis lingkungan kemudian mengangkut macan tutul betina yang diperkirakan berusia remaja itu ke Kebun Binatang Bandung, Jumat sore. Evakuasi sempat terkendala oleh hujan. Menurut Sulhan, pada bagian perut dekat kaki belakang terdapat luka.
Kondisi macan tutul itu dilaporkan sudah mulai merespons keadaan sekitar kandang perawatan dan mau makan hati sapi seberat 1 kilogram. Namun satwa yang berstatus kritis (Critically Endangered) dalam daftar merah The International Union for Conservation of Nature (IUCN) itu akhirnya mati. Pihak BKSDA Jawa Barat yang dihubungi sejak Jumat lalu sampai macan itu mati masih bungkam.
Ketua Forum Komunikasi, Kader, Konservasi Indonesia Jawa Barat Dedi Kurniawan mengatakan, macan tutul itu diduga korban perangkap yang dipasang pemburu babi hutan. Daerah hutan itu kerap menjadi tempat perburuan babi hutan. “Jejak lubang ditemukan tapi perangkapnya tidak ada,” katanya.
Dedi mendesak BKSDA dan pemerintah Jawa Barat segera mengeluarkan Rencana Aksi Penyelamatan Konflik Satwa Liar Dilindungi. Konflik sudah kerap terjadi di kawasan hutan yang areanya sering terjamah manusia.
Menurutnya, dalam rencana aksi itu penting sekali edukasi dan pemahaman kepada masyarakat untuk melindungi satwa liar. “Macan tutul selain dilindungi dan terancam punah merupakan Satwa Identitas Jawa Barat melalui Surat Keputusan Gubernur tahun 2007,” katanya.
ANWAR SISWADI