Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Macan Tutul Diduga Korban Perangkap Babi Hutan Akhirnya Mati

image-gnews
Seekor macan tutul yang diperangkap warga di kawasan kaki Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 25 Juni 2020. (ANTARA/Adeng Bustomi)
Seekor macan tutul yang diperangkap warga di kawasan kaki Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 25 Juni 2020. (ANTARA/Adeng Bustomi)
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Seekor macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) mati di Kebun Binatang Bandung, Senin pagi, 26 Oktober 2020. Satwa liar yang dilindungi itu sebelumnya ditemukan kritis dengan luka di bagian perut pada Jumat pekan lalu.

Macan itu sebelumnya ditemukan dalam kondisi lemah di sekitar daerah wisata alam Kawah Putih, Gunung Patuha, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Petugas dan warga menyelamatkan macan itu lalu dibawa ke Kebun Binatang Bandung untuk dipulihkan. Manager Marketing Comunication Kebon Binatang Bandung Sulhan Syafii menyatakan dokter hewan Kebun Binatang Bandung telah melakukan tindakan medis, seperti memberikan infus, antibodi, dan pembersihan luka dengan antiseptik.

Diperkirakan satwa liar itu sudah kesakitan sejak lima hari sebelum ditemukan orang. “Dokter bilang peluang hidupnya 50 persen waktu dibawa ke sini,” ujarnya, Senin.

Macan tutul itu pertama kali terlihat oleh seorang warga, Jumat pagi, 23 Oktober 2020. Kondisinya dilaporkan lemah dan terluka berdarah. Temuan satwa di petak 67 Blok Kawah Putih pada kawasan Hutan Lindung Gunung Patuha itu lantas dilaporkan ke petugas Perhutani dan warga.

Petugas gabungan dan warga serta aktivis lingkungan kemudian mengangkut macan tutul betina yang diperkirakan berusia remaja itu ke Kebun Binatang Bandung, Jumat sore. Evakuasi sempat terkendala oleh hujan. Menurut Sulhan, pada bagian perut dekat kaki belakang terdapat luka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi macan tutul itu dilaporkan sudah mulai merespons keadaan sekitar kandang perawatan dan mau makan hati sapi seberat 1 kilogram. Namun satwa yang berstatus kritis (Critically Endangered) dalam daftar merah The International Union for Conservation of Nature (IUCN) itu akhirnya mati. Pihak BKSDA Jawa Barat yang dihubungi sejak Jumat lalu sampai macan itu mati masih bungkam.

Ketua Forum Komunikasi, Kader, Konservasi Indonesia Jawa Barat Dedi Kurniawan mengatakan, macan tutul itu diduga korban perangkap yang dipasang pemburu babi hutan. Daerah hutan itu kerap menjadi tempat perburuan babi hutan. “Jejak lubang ditemukan tapi perangkapnya tidak ada,” katanya.

Dedi mendesak BKSDA dan pemerintah Jawa Barat segera mengeluarkan Rencana Aksi Penyelamatan Konflik Satwa Liar Dilindungi. Konflik sudah kerap terjadi di kawasan hutan yang areanya sering terjamah manusia.

Menurutnya, dalam rencana aksi itu penting sekali edukasi dan pemahaman kepada masyarakat untuk melindungi satwa liar. “Macan tutul selain dilindungi dan terancam punah merupakan Satwa Identitas Jawa Barat melalui Surat Keputusan Gubernur tahun 2007,” katanya.

 ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Harimau Tewaskan ART di Samarinda, Begini Syarat Pelihara Hewan Liar dan Ancaman Hukumannya

12 hari lalu

Ilustrasi harimau. Sumber: image/: Getty Images/iStockphoto/mirror.co.uk
Kasus Harimau Tewaskan ART di Samarinda, Begini Syarat Pelihara Hewan Liar dan Ancaman Hukumannya

Tragedi harimau peliharaan yang menewaskan pekerja di Samarinda. Bagaimana syarat memelihara hewan liar dan konsekuensi hukumnya.


Saat Siswa SD di Gorontalo Belajar Ikut Lestarikan Habitat Burung Maleo

14 hari lalu

Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo merayakan Hari Maleo Sedunia 2023, Selasa (21/11/2023). (ANTARA/HO-Debby Mano)
Saat Siswa SD di Gorontalo Belajar Ikut Lestarikan Habitat Burung Maleo

KLHK telah mencanangkan Hari Maleo Sedunia di Obyek Wisata Lombongo Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.


Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

35 hari lalu

Raline Shah (Instagram/@ralineshah)
Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.


3 Perusahaan Obat Tradisional Cina Gunakan Macan Tutul dan Trenggiling untuk Bahan Baku, Mengecewakan

44 hari lalu

Salah kaprah menduga sisik trenggiling adalah obat, dan dagingnya yang lezat, membuat mamalia bersisik ini diburu. Foto: @pangolinconservation
3 Perusahaan Obat Tradisional Cina Gunakan Macan Tutul dan Trenggiling untuk Bahan Baku, Mengecewakan

Tiga perusahaan obat tradisional Cina atau Tiongkok yang terdaftar menggunakan bagian tubuh hewan yang terancam punah sebagai bahan bakunya.


Hutan di Pulau Jawa Tersisa 24 Persen, 5 Hewan Endemik Ini Terancam Punah

50 hari lalu

Anak owa Jawa saat dipeluk erat oleh induknya di dalam kandang kebun binatang Praha. Binatang khas Jawa ini, dikirim ke kebun binatang Praha pada tahun 2014. Praha, Republik Ceko, 3 Agustus 2015. Matej Divizna / Getty Images
Hutan di Pulau Jawa Tersisa 24 Persen, 5 Hewan Endemik Ini Terancam Punah

Hutan di Pulau Jawa terus berkurang. Lebih sedikit dari batas 30 persen yang tertulis dalam UU Kehutanan, 5 hewan endemik ini terancam punah.


Risiko Kesehatan yang Mengintai Akibat Domestikasi Satwa Liar sebagai Peliharaan

11 September 2023

Talk show 'Mencintai Satwa Liar Tidak Harus Memiliki' yang digelar oleh Belantara Foundation pada Minggu, 10 September 2023 di Mal Sarinah. (Tempo/Annisa Febiola)
Risiko Kesehatan yang Mengintai Akibat Domestikasi Satwa Liar sebagai Peliharaan

Tingkat kemungkinan stres satwa liar akan tinggi jika kebebasannya dibatasi.


Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Belantara Foundation dan Program Studi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang jatuh pada 10 Agustus. (Belantara)
Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.


Satwa Liar Bukan untuk Dipelihara di Rumah, Ini Kata Animal Curator Taman Safari

10 Agustus 2023

Ilustrasi Harimau Bengal. Tigers World Com
Satwa Liar Bukan untuk Dipelihara di Rumah, Ini Kata Animal Curator Taman Safari

Beda dengan satwa domestik, satwa liar tidak dapat dipelihara secara pribadi karena menyalahi kaidah perawatan.


Beruang Turun ke Jalan Taman Nasional Pegunungan Great Smoky Ditutup

8 Agustus 2023

Ilustrasi beruang. Sumber: Getty Images/Lonely Planet Images/mirror.co.uk
Beruang Turun ke Jalan Taman Nasional Pegunungan Great Smoky Ditutup

National Park Services menyatakan area jalan Taman Nasional Pegunungan Great Smoky ditutup karena beruang mencari makanan


Viral Kabar Anak Harimau Alshad Ahmad Mati, Bagaimana Sebenarnya Aturan Memelihara Satwa Liar?

27 Juli 2023

Alshad Ahmad bersama anak harimau peliharaannya, Cenora dan Teona. Foto: Instagram/@alshadahmad
Viral Kabar Anak Harimau Alshad Ahmad Mati, Bagaimana Sebenarnya Aturan Memelihara Satwa Liar?

Kabar soal anak harimau yang dipelihara Youtuber Alshad Ahmad mati beredar viral. Simak aturan lengkap memelihara satwa liar berikut ini.