TEMPO.CO, Bandung - Statistikawan Universitas Padjadjaran, Yuyun Hidayat, memprediksi jumlah kasus Covid-19 di Indonesia berkisar 432.339–482.265 kasus pada kurun 1-7 November 2020. Sementara kasus aktifnya atau mereka yang dirawat di rumah sakit pada periode yang sama antara 47.496–113.109.
“Sampai 7 November tidak ada perubahan perilaku masyarakat sehingga tidak akan terjadi penurunan, malah peningkatan terus,” ujarnya di acara diskusi daring tentang Covid-19, Kamis 29 Oktober 2020.
Dia berharap prediksinya salah, dan masyarakat mengubah perilakunya dengan menerapkan ketat protokol kesehatan. Namun dari 21 kali prediksi sebelumnya, angka kasus Covid-19 yang dihasilkannya dekat dengan kondisi aktual seperti laporan pemerintah.
Selama Oktober misalnya, tren kasus terus bertambah. Pada periode 27 Agustus-03 Oktober pemerintah mencatat 299.506 kasus, sementara 18–24 Oktober bertambah jadi 385.980 kasus.
Menurut Yuyun, prediksi berdasarkan ilmu statistik bersifat jangka pendek. “Untuk memberi notifikasi ke pemerintah dua minggu ke depan,” ujarnya. Tujuannya agar pemerintah mengantisipasi kenaikan kasus dan penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berhasil menurunkan positivity rate pada Juli lalu. “Pergerakan masyarakat sekitar 30 persen,” ujarnya di acara yang sama. Namun setelah PSBB dicabut, terjadi lonjakan kasus di awal Agustus hingga sekarang.
Saat ini Jawa Barat menerapkan kebijakan berbeda di tiap daerah. Khusus kota dan kabupaten Jawa Barat sekitar DKI Jakarta misalnya mengikuti kebijakan Gubernur Anies Baswedan. "Adapun di wilayah Bandung Raya digelar operasi penegakan disiplin memakai masker pasca pencabutan PSBB total."
Baca juga:
Studi Simpulkan Bakteri Pembunuh Sesungguhnya di Pandemi Flu 1918
Menurut epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Unpad Budi Sujatmiko, masih perlu banyak upaya dan model untuk mengubah kebiasaan masyarakat agar patuh memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun 20 detik, juga menjaga jarak sekitar satu meter. “Mengubah perilaku masyarakat agak susah, perlu usaha kreatif untuk menangani wabah ini,” kata dia.