“Kami buat bergilir pelatihan mitigasinya agar tidak terlalu banyak berkerumun di masa pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.
Adapun materi mitigasi untuk para pencari rumput itu meliputi pengetahuan untuk mengenali tanda-tanda alam ketika Gunung Merapi bergejolak. Hal itu bisa dilihat salah satunya ketika mulai muncul asap hitam di atas puncak yang menandakan ada bahaya dan harus segera menyelamatkan diri.
“Saat tanda-tanda gejolak di Merapi itu terlihat mau tak mau para pencari rumput itu harus segera turun,” ujarnya.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mencatat masih intensnya aktivitas Gunung Merapi akhir Oktober ini yang bertepatan dengan masa libur panjang karena cuti bersama. “Saat ini Gunung Merapi masih mengalami kenaikan kegempaan, status aktivitas tetap waspada,” ujarnya.
BPPTKG pun meminta masyarakat tetap mematuhi imbauan dan rekomendasi dengan tetap berada di luar radius 3 kilometer dari puncak Merapi. Rekomendasi itu artinya ancaman bahaya aktivitas Merapi sampai saat ini masih berada di dalam radius tersebut.
Baca juga:
Purnatugas Si Kobra Laut, Helikopter Tempur Marinir Amerika AH-1W
“Untuk warga yang akan melakukan kegiatan di sekitar Puncak Gunung Merapi kami minta untuk mengikuti rekomendasi itu dan mengikuti perkembangan informasi terkini,” ujar Hanik.