TEMPO.CO, Lebak - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten meminta masyarakat pesisir selatan Lebak mewaspadai gelombang tinggi disertai angin kencang. Gelombang disebutkan bisa mencapai enam meter dan bisa menimbulkan kecelakaan laut.
"Kami minta nelayan, warga setempat juga wisatawan tidak melakukan kegiatan di sekitar pesisir pantai," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Provinsi Banten Sumardi di Posko Kesiapsiagaan Bencana wilayah selatan Lebak, Jumat 30 Oktober 2020.
BPBD Banten, kata Sumardi, terus mengoptimalkan pemantauan di sekitar pesisir selatan Lebak, yang lautnya berhadapan dengan Samudera Hindia, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Sebelumnya BMKG telah mengungkap fenomena La Nina yang pengaruhnya akan dirasakan di Indonesia sampai April 2021.
Fenomena La Nina, menurut Sumardi, ditandai gelombang tinggi, curah hujan meningkat disertai tiupan angin kencang. Itu sebabnya peringatan disampaikan kepada masyarakat, wisatawan dan nelayan agar tidak melakukan aktivitas di sekitar pesisir selatan Lebak.
BPBD Banten juga sudah menyampaikan kepada pemilik wisata di Pantai Binuangeun, Panggarangan, Sukamaju, Bagedur, Cihara, Bayah, Pulau Manuk, Panggarangan, Sawarna hingga Tanjung Panto agar meningkatkan waspada ancaman gelombang tinggi. Akhir pekan ini juga bertepatan dengan libur cuti bersama.
Begitu juga wisatawan diimbau tidak berenang di sekitar pantai selatan karena sangat berbahaya dan berpotensi menimbulkan kecelakaan laut. "Kami menerima laporan sore ini gelombang di pesisir selatan Lebak cukup tinggi," kata Sumardi.
Untuk mengurangi risiko bencana, BPBD Banten kini mendirikan Posko Kesiapsiagaan bencana yang berlokasi di Villa Hejo Kiara Payung Kecamatan Panggarangan. Koordinasi dijalin dengan TNI, Polri, dan masyarakat.
Baca juga:
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Pencari Rumput Diberi Pelatihan Mitigasi
Selama ini, pesisir selatan Lebak kurang bersahabat karena berhadapan dengan Perairan Samudera Hindia.