Pelagornithids dikenal sebagai burung bergigi tulang karena adanya tonjolan pada rahang mereka. Ini sebenarnya bukan gigi, karena dilapisi keratin, bahan kuku manusia. Ilmuwan menyebut tonjolan ini sebagai 'pseudoteeth', tapi tidak ada yang palsu tentang mereka dalam hal fungsi, karena potongan tajam ini digunakan untuk mengambil cumi-cumi dan ikan dari laut.
Bagian rahang bawah, kira-kira berusia 40 juta tahun, masih memperlihatkan beberapa pseudoteeth itu meski sudah sangat r usak karena erosi. Kloess dan rekannya memperkirakan ukurannya sekitar 1 inci (2,5 cm) ketika burung itu hidup. Rahang ini pernah ditempelkan pada tengkorak burung yang agak besar berukuran panjang 2 kaki (60 cm).
Pengukuran yang cermat dari penyangga gigi, bersama dengan analisis komparatif pelagornithidae lain yang diketahui, menunjukkan ukuran besar burung, dan menjadikannya salah satu anggota terbesar dari kelompok bergigi bertulang ini. Jarak gigi juga membantu membedakan spesimen dari spesies pelagornithidae lainnya.
Dengan meninjau catatan yang ditinggalkan oleh para peneliti asli, tim tersebut menyadari bahwa fosil tulang kaki--tarsometatarsus (tulang panjang kaki bagian bawah)--ditarik dari formasi geologis yang lebih tua dari yang diperkirakan. Ini berarti fosil tersebut berusia 50 juta tahun, berbeda dengan yang semula diperkirakan berusia 40 juta tahun.
Saat itu, Antartika diperkirakan memiliki iklim yang lebih hangat, dan lautan di sekitarnya dipenuhi nenek moyang penguin dan kerabat awal bebek, burung unta yang punah, di antara kelompok burung-burung lainnya. Pelagornithids predator raksasa tetap menjadi anggota penting ekosistem ini selama lebih dari 10 juta tahun, menurut penelitian itu.
Dalam keterangan UC Berkeley disebutkan pelagornithidae raksasa yang punah ini memiliki sayap sangat runcing, terbang luas di atas laut lepas yang kemungkinan belum didominasi oleh paus dan anjing laut, untuk mencari cumi-cumi, ikan dan makanan laut lainnya dengan paruhnya dilapisi dengan pseudoteeth tajam. Gaya hidupnya mirip dengan elang laut yang masih hidup sekarang.
Baca juga:
Purnatugas si Kobra Laut, Helikopter Tempur Marinir Amerika
"Burung yang besar hampir dua kali ukuran elang laut, dan burung bergigi bertulang ini akan menjadi predator tangguh yang berevolusi untuk berada di puncak ekosistem mereka," tertulis dalam keterangan itu.
GIZMODO | UC BERKELEY