Termasuk saat relawan atau petugas melakukan evakuasi yang menerapkan prinsip aman dari Covid-19. "Kami tak mau juga ada klaster baru dalam penanganan bencana Merapi," ujarnya.
Rencana kontingensi bencana Merapi juga menjadi satu bagian yang dikelola secara terpadu bersama penanganan bencana Covid-19. Aji meyakini, alokasi dana tak terduga penanganan bencana Merapi melalui APBD Kabupaten Sleman dan Provinsi DIY masih sangat mencukupi jika Merapi benar erupsi dalam waktu dekat saat pandemi Covid-19 belum berakhir.
"Alokasi dana tak terduga di APBD Sleman maupun DIY tahun 2021 kami alokasikan cukup tinggi. Sedangkan sisa dana tak terduga di APBD 2020 juga masih sangat mencukupi," ujar Aji.
Aji menyebut sisa untuk dana tak terduga untuk mengatasi berbagai dampak bencana termasuk di dalamnya erupsi Merapi tahun 2020 ini masih ada Rp 66 miliar dan untuk 2021 disiapkan alokasi dana tak terduga sebesar lebih dari Rp 90 miliar.
Aji menuturkan, erupsi Merapi selama ini memang telah menjadi siklus rutin alam mengingat gunung itu merupakan gunung api aktif. Namun karena dampak dari erupsi itu bisa menjadi bencana, maka tak bisa diremehkan aktivitasnya.
Baca juga:
Detik-detik Gempa Turki Magnitudo 7,0, Simak Video Ini
Dalam Peringatan Dasawarsa Merapi 2010 yang disiarkan secara daring, Senin, 26 Oktober 2020, BPPTKG melansir aktivitas vulkanik Merapi terus terjadi sejak letusan 21 Juni 2020. Data electronic distance measurement (EDM) Pos Pengamatan Babadan menunjukkan terjadi inflasi pada tubuh Gunung Merapi. Hal ini menunjukkan bahwa siklus erupsi Gunung Merapi berikutnya sudah semakin dekat.