TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan Institut Mikrobiologi di Akademi Sains Cina telah menunjukkan aman digunakan dalam uji klinis tahap awal. Kandidat vaksin itu pun melaju ke tahap uji klinis final atau fase 3 yang akan melibatkan pengujian terhadap relawan dalam jumlah besar.
Hasil uji klinis fase pertama dan kedua mendukung keselamatan dan imunogenisitas dari penggunaan vaksin subunit rekombinan tersebut pada relawan yang sehat. "Sejauh ini tidak ada efek samping serius yang ditemukan," bunyi pernyataan institut itu pada Jumat, 30 Oktober 2020.
Dikembangkan bersama perusahaan Chongqing Zhifei Biological Products, uji klinis tahap awal vaksin dilakukan setelah mengantongi izin pada 19 Juni lalu. Uji klinis tahap 1 untuk menentukan apakah calon vaksin itu aman digunakan dimulai pada 23 Juni.
Relawan, berusia 18-59 tahun dari Beijing, Chongqing dan Hunan, disuntikkan dosis vaksin itu di beberapa rumah sakit di Chongqing dan Beijing. Uji klinis berlanjut ke fase 2 pada 10 Juli untuk mengevaluasi lebih jauh tingkat efektivitasnya dalam membentuk kekebalan tubuh (imunogenisitas) dan keselamatan vaksin.
Menurut Institut Mikrobiologi, pengembang vaksin itu, uji dilakukan secara acak, double-blind, dan dikontrol menggunakan plasebo. Tahap tiga, untuk memastikan efikasi vaksin itu, dilakukan dengan teknik yang sama.
Pada tahap akhir ini, dia bergabung dengan empat kandidat vaksin Covid-19 asal Cina yang lainnya yang sudah lebih dulu melangkah ke uji klinis fase 3. Keempatnya dikembangkan China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), CanSino Biologics serta Sinovac Biotech.
Baca juga:
Moderna Siapkan Peluncuran Vaksin Covid-19 Secara Global
Uji klinis fase akhir dari empat vaksin itu dilakukan di Cina, Brasil, Indonesia, Uni Emirat Arab, Peru, Maroko, Argentina, Arab Saudi, Pakistan, dan Rusia. Meski uji klnis masih berjalan, keempatnya telah mengantongi izin penggunaan darurat di Cina dan satu yang produk Sinopharm di Uni Emirat Arab.
CHINA DAILY | NEWS.CGTN