TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengungkap gempa terjadi di Kabupaten Bandung pada Minggu malam, 1 November 2020. Gempa yang disebut mengguncang dengan kekuatan 4,0 dalam Skala Magnitudo pada pukul 21.34 WIB tersebut direspons sebagian netizen dengan dingin dan kecewa.
Sebagian netizen itu menyoroti waktu BMKG pertama merilis informasi tersebut di akun media sosial resminya pada pukul 22.10 WIB. Interval waktu dari peristiwa gempa itu terjadi dianggap terlalu lebar. Terlebih gempa darat yang tergolong dangkal itu bisa dirasakan cukup banyak orang.
Seperti yang dicuitkan pemilik akun @AlvinOktriadi di media sosial Twitter, "Ni kalo ada gempa besa gimana ya, 30 menit baru update." Atau akun @awcharming yang menulis, "Tumben banget set jam-an baru update, biasanya abis berasa dan buka akun ini langsung ada."
Pemilik akun @tariiagustusan menilai senada. "Iya min, tengkyu, tp udh tau duluan atuh kumaha," katanya. Sebagian lalu berharap pemegang admin akun BMKG di media sosial bisa lebih cepat membagikan info sejenis ke depannya.
Belum ada respons dari BMKG menjawab penilaian tersebut. Sebagian netizen yang lainnya yang justru menuturkan mengenai tingkat akurasi yang terpengaruh kecepatan analisis gempa.
Lokasi sumber gempa bumi berkekuatan 4 Magnitudo di Kabupaten Bandung, Minggu malam 1 November 2020. (ANTARA/HO-BMKG)
Sesuai dengan yang disampaikan BMKG bahwa getaran dirasa terkuat, skala III MMI, di Pangalengan, sejumlah netizen pun mengkonfirmasi itu. "Kerasa banget di Pangalengan" kata pemilik akun @Ralinda8. "Banget banget , teh," dijawab @SheillaaaaOn7.
Baca juga:
Detik-detik Guncangan Hebat Gempa Turki 7,0 M, Simak Video Ini
Selain di Pangalengan, BMKG juga mencatat getaran lebih lemah akibat gempa ini di Majalaya, Ciparay, dan Baleendah. Hingga menjelang tengah malam, BBMKG Wilayah II menyatakan tidak menerima laporan kerusakan bangunan akibat gempa dari aktivitas Sesar Garsela itu.