"Pada 2 November lalu, NASA menambahkan, posisi Pleiades bisa dinikmati dekat Bulan beberapa saat sebelum fajar menyingsing," tertulis di sana.
Selain klaster bintang terang Pleiades, fenomena lain di langit Bumi sebelah utara pada bulan ini adalah penampakan Bulan sabit dekat Jupiter dan Saturnus setelah Matahari terbenam pada 18 dan 19 November nanti. Kedua planet telah sebelumnya tampak berdekatan di langit, tapi kali itu akan menjadi lebih dekat lagi sebelum posisi mereka terdekat satu sama lain di pertengahan Desember nanti.
Satu lagi fenomena di langit yang ditawarkan NASA adalah cahaya Bumi atau Eartheshine. Ini seperti saat mengagumi betapa Bulan Purnama bisa menerangi malam yang gelap, begitu juga Bumi bisa melakukan yang sama untuk sisi malam dari Bulan.
Itulah yang disebut Earthshine, "Sinar matahari dipantulkan Bumi ke Bulan lalu memantul balik ke mata kita." Ini disebutkan paling mudah diamati beberapa hari sebelum dan sesudah periode Bulan Baru ketika bagian dari Bulan yang disinari Matahari secara langsung tampak berupa sabit yang tipis.
Beberapa kali, pesawat antariksa NASA memanfaatkan fenomena Earthshine ini sebagai penerangan di sisi malam Bulan atau planet-planet. Sebagai contoh, Saturnshine pada bulan-bulan dan cincinnya akhirnya kembali menyinari Saturnus itu sendiri, sebagaimana yang teramati oleh pesawat antarika Cassini milik NASA.
Baca juga:
Begini BMKG Jelaskan Hubungan La Nina dan Ramainya Badai Siklon Tropis
Waktu terbaik untuk mengamati Earthshine adalah pada 17-20 November setelah Matahari tenggelam, dan sebelum fajar pada 9-12 November. Sebagai catatan tambahan, pada 12 November itu, Bulan akan teriluminasi oleh cahaya Bumi dan juga sinar Matahari. "Posisi nya pas di atas bintang pagi Venus."