TEMPO.CO, Bandung - Banjir di kawasan Kabupaten Bandung saat musim hujan pada Oktober 2020 tak separah biasanya. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum menyebut dua faktor sebagai penyebabnya, yakni sudah beroperasi optimalnya Terowongan Nanjung di Margaasih dan adanya pembangunan Floodway Cisangkuy.
"Kedua pembangunan itu sudah menunjukkan dampak positif dalam meminimalisasi banjir saat menghadapi musim hujan," kata Kepala BBWS Citarum, Anang Muchlis di Bandung, Jumat 6 November 2020.
Baca juga:
Di ITB, Menteri Basuki Pamer Pengendalian Banjir Bandung Selatan
Ia menjelaskan, kedua pembangunan itu efektif untuk mempercepat turunnya tinggi muka air Sungai Citarum di kawasan Baleendah, Dayeuhkolot. Sehingga meskipun hujan turun dan meningkatkan debit air, potensi meluapnya air ke pemukiman warga semakin berkurang.
Terowongan Nanjung, kata dia, memiliki kemampuan mengalirkan air dengan kapasitas hingga 700 meter kubik per detik. Sedangkan Floodway Cisangkuy mampu mengalirkan air dengan kapasitas 220 meter kubik per detik.
Floodway Cisangkuy sendiri dibuat untuk memindahkan jalur air Sungai Cisangkuy hingga bermuara ke Sungai Citarum di kawasan Katapang. Secara alaminya, aliran Sungai Cisangkuy itu bermuara ke Sungai Citarum di kawasan Baleendah.
"Floodway Cisangkuy, itu sudah mau 100 persen, memang belum selesai, tapi sudah bisa dilewati air banjir," kata Anang menambahkan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau lokasi banjir di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa, 28 Januari 2020. (Foto: Aldien/Humas Jabar)
Dengan adanya Floodway Cisangkuy, air dari hulu Sungai Cisangkuy yang berada di Pangalengan, tidak menambah debit air di kawasan Baleendah. Sehingga banjir di kawasan Baleendah itu dapat terminimalisasi.
"Kami sedang evaluasi dengan adanya Floodway Cisangkuy itu perubahannya seperti apa, ini sedang kami evaluasi, tapi itu sudah pengaruh besar," katanya lagi.
Foto udara Kolam Retensi Cieunteung di Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis 28 November 2019. Kolam retensi seluas 8,7 ha yang diperkirakan mampu menampung 220 ribu m3 air buangan Sungai Citarum tersebut diperkirakan dapat mengurangi luas genangan banjir dari semula 342 Ha menjadi 41 Ha. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Meski begitu, ia memastikan pihaknya tetap berwaspada menghadapi musim hujan yang akan kembali datang. Salah satunya, pihaknya kini tengah mempersiapkan pembangunan sejumlah kantung air di kawasan Andir, Baleendah.
Baca juga:
Peneliti LAPAN: Banjir Besar Jakarta Berpotensi Terulang Awal 2021
Dia menargetkan pembangunan itu rampung pada tahun 2021. Karena, kata Anang, musim hujan masih menyisakan titik-titik genangan air di kawasan Baleendah. "Jadi kami rencananya buat lima folder di situ untuk menghilangkan banjir dari hujan lokal."