TEMPO.CO, Paris - Prancis pada Jumat, 6 November 2020, mengonfirmasi rekor baru 60.486 kasus Covid-19 dalam 24 jam, melampaui data yang dilaporkan pada Kamis dengan 58.046 kasus, menurut data resmi.
Jumlah kumulatif warga yang terinfeksi virus corona mencapai 1.661.853, tertinggi kelima di dunia, menurut data yang diunggah di situs web informasi virus corona pemerintah.
Sejak wabah Covid-19 merebak, Prancis melaporkan 39.865 kematian akibat virus tersebut setelah mengonfirmasi 828 kematian baru dalam satu hari.
Pada Jumat, sejumlah rumah sakit di negara itu menerima 553 pasien Covid-19, sehingga jumlah rawat inap menjadi 28.979. Jumlah itu termasuk 4.331 orang yang membutuhkan alat bantu medis, naik 101 dalam sehari.
Prancis memberlakukan karantina wilayah (lockdown) baru untuk mengekang penyebaran virus yang "brutal" sepekan lalu, memaksa toko-toko nonesensial ditutup, termasuk kafe, restoran dan toko yang tidak menjual makanan atau obat-obatan.
Warga diperintahkan untuk tetap di rumah. Mereka harus menandatangani dokumen jika mereka harus pergi bekerja, membeli produk penting atau untuk darurat kesehatan.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan terlalu dini untuk mengevaluasi efek lockdown nasional kedua karena indikator-indikator epidemi menunjukkan situasi sanitasi yang memburuk.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pencegahan yang diterapkan efektif. Diperlukan waktu antara ketika masyarakat mengurangi kontak mereka dengan waktu ketika virus menyebar tidak terlalu cepat," tutur Veran.
"Kita akan mendapatkan jawabannya dalam beberapa hari. Jika keadaan tidak membaik, mungkin perlu dilakukan langkah tambahan," imbuhnya.
Saat dunia tengah berjuang untuk mengatasi pandemi, negara-negara termasuk Prancis, Cina, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat terus berlomba untuk menemukan vaksin.
Menurut situs web Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), per 3 November, terdapat 202 kandidat vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia, dan 47 di antaranya tengah dalam uji klinis.
ANTARA | XINHUA