Longrich dkk memeriksa gigi dan tulang rahang Ajnabia odysseus yang khas dan menemukan itu milik Lambeosaurinae, subfamili bebek dengan jambul kepala bertulang yang rumit. Lambeosaurus berevolusi di Amerika Utara sebelum menyebar ke Asia dan Eropa, tapi belum pernah ditemukan di Afrika sebelumnya.
"Mereka mungkin perenang yang hebat, karena memiliki ekor besar dan kaki yang kuat, dan sering ditemukan di endapan sungai dan bebatuan laut," bunyi hasil penelitian Longrich dkk. "Ini menunjukkan bahwa reptilia yang gigih mungkin telah berenang hingga lokasi yang jauh."
Mengacu pada hal itulah, nama Ajnabia odysseus dipilih—Ajnabi adalah bahasa Arab untuk 'orang asing' dan Odysseus berasal dari pelaut Yunani. Penyeberangan laut adalah peristiwa langka, tapi sebelumnya telah diamati pada spesies kadal purba lainnya, termasuk iguana hijau, yang menggunakan puing-puing untuk melakukan perjalanan antar pulau di Karibia selama badai.
Seekor kura-kura dari Seychelles juga disebutkan mampu mengapung ratusan mil melintasi Samudra Hindia untuk terdampar di Afrika. Penyeberangan laut juga diperlukan untuk menjelaskan bagaimana lemur dan kuda nil sampai ke Madagaskar, atau bagaimana monyet dan hewan pengerat menyeberang dari Afrika ke Amerika Selatan.
"Sejauh yang saya tahu, kami yang pertama membahas penyeberangan laut untuk dinosaurus,” ujar Longrich.
Menurut Nour-Eddine Jalil dari Natural History Museum of Sorbonne University, menemukan fosil hewan darat di lingkungan laut sebagai 'rangkaian peristiwa yang mustahil'. Dia menyoroti kelangkaan penemuan dan menjadi penting dibahas.
Baca juga:
Arkeolog Temukan Bukti Manusia Zaman Batu Memasak di Afrika
"Ajnabia menunjukkan kepada kita bahwa reptil hadrosaurus telah menginjakkan kaki di tanah Afrika, memberi tahu bahwa penghalang laut tidak selalu merupakan penghalang yang tidak dapat diatasi,” kata Jalil.
DAILY MAIL | CRETACEOUS RESEARCH