TEMPO.CO, Baku - Azerbaijan mengaku telah keliru menembak jatuh helikopter Mi-24 Rusia di wilayah udara Armenia pada Senin, 9 November 2020, menurut kementerian luar negeri negara tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sebuah helikopter Mi-24 ditembak jatuh di wilayah udara Armenia di dekat perbatasan dengan Azerbaijan, dari sistem pertahanan udara portabel hingga menewaskan dua orang dan melukai satu kru.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Azerbaijan mengatakan helikopter tersebut terbang dalam keadaan gelap pada ketinggian yang rendah di dekat perbatasan negara Armenia-Azerbaijan. Seperti diketahui, kedua negara tengah terlibat pertikaian militer aktif yang terus berlanjut di zona konflik Nagorno-Karabakh.
Helikopter tersebut dilaporkan diserang saat mengawal konvoi kendaraan dari pangkalan militer Rusia ke-102 di wilayah Armenia.
Airforce Technology melaporkan bahwa helikopter serang/angkut Mi-24 dikembangkan oleh Mil Moscow Helicopter Plant, anak perusahaan dari Russian Helicopters.
Mi-24 mulai beroperasi dengan Uni Soviet pada akhir 1970-an dan telah digunakan oleh 40 negara. Lebih dari 3.500 helikopter Mi-24 telah diproduksi. Helikopter ini telah digunakan di lebih dari 40 perang dan konflik termasuk Afghanistan dan di Chechnya.
Model aslinya (Nato codename Hind-A), dirancang untuk membawa delapan anggota pasukan tempur, kemudian dikonfigurasi ulang untuk mengambil peran tempur (Hind-D).
Versi selanjutnya, Mi-24P (Hind-F) dan ekspor Mi-35P, juga dipersenjatai dengan sistem rudal anti-tank untuk keterlibatan target lapis baja yang bergerak, penempatan senjata dan target udara yang bergerak lambat. Semua versi mempertahankan kemampuan transportasi pasukan. Versi Mi-35P masuk ke produksi serial pada Agustus 2020.
Desain Mi-24 didasarkan pada pod dan boom konvensional, dengan rotor utama lima bilah dan rotor ekor tiga bilah. Ia memiliki roda pendaratan roda tiga yang dapat ditarik.
Kedua awak (pilot dan operator senjata) ditampung dalam kokpit lapis baja tandem dengan kanopi individu dan kaca depan antipeluru yang datar. Kabin utama dapat menampung delapan anggota pasukan atau empat tandu.
Helikopter memiliki enam unit senjata suspensi di ujung sayap. Mi24D (Mi-25) dan Mi-24V (Mi-35) dilengkapi dengan senapan mesin empat laras YakB, 12,7mm, built-in, yang dipasang secara fleksibel, yang memiliki kecepatan tembak 4.000-4.500 putaran per menit dan kecepatan moncong 860m/s. Mi-24P dilengkapi dengan mount meriam tetap 30mm built-in; Mi-24VP dengan meriam 23mm, built-in, dan dipasang secara fleksibel.
Mi-24P dan Mi-24V memiliki empat tiang underwing untuk 12 rudal anti-tank. Mi-24V (Mi-35) dipersenjatai dengan sistem peluru kendali anti-tank Shturm. Shturm (sebutan NATO AT-6 Spiral) adalah rudal jarak pendek dengan panduan komando radio semi-otomatis. Hulu ledak fragmentasi berdaya ledak tinggi 5,4kg ini mampu menembus hingga lapis baja 650mm. Jangkauan maksimum adalah 5 km.
Mi-24V juga dapat membawa sistem rudal anti-tank Ataka jarak jauh (sebutan NATO AT-9), seperti halnya Mi-24P. Panduan rudal Ataka adalah dengan pancaran radar sempit, dan jangkauan maksimum rudal adalah 8 km. Rentang target rata-rata adalah antara 3km-6km. Probabilitas mengenai target rudal Ataka lebih tinggi dari 0,96 pada jarak 3km-6km. Rudal ini memiliki hulu ledak 7,4 kg, dengan muatan tandem untuk penetrasi lapis baja reaktif eksplosif setebal 800 mm. Semua helikopter Mi-24 juga bisa dipersenjatai dengan roket dan peluncur granat.
XINHUA | AIRFORCE TECHNOLOGY