Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gunung Merapi Siaga, Begini BPPTKG Memprediksi Arah Muntahan Material

image-gnews
Warga beraktivitas di lahan pertanian lereng Gunung Merapi yang kini berstatus Siaga, di Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat, 6 Novemebr 2020. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Warga beraktivitas di lahan pertanian lereng Gunung Merapi yang kini berstatus Siaga, di Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat, 6 Novemebr 2020. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Naiknya status Gunung Merapi dari waspada ke siaga sejak 5 November 2020 membuat sejumlah pemerintah kabupaten yang wilayahnya berada di sekeliling gunung api paling aktif dunia itu bersiap.

Ratusan warga di kaki Merapi yang dianggap rawan berpotensi terdampak erupsi pun telah diungsikan ke barak-barak pengungsian.

Yang paling diwaspadai dari tiap erupsi Merapi tentu saja lontaran materialnya yang bisa dalam sekejap merenggut nyawa manusia dan membakar apa saja yang dilewati.

Lantas bagaimana cara mengetahui lontaran material Merapi saat erupsi itu?

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menuturkan bahwa saat ini, berdasarkan pemantauan yang dilakukan, ada kemungkinan terjadi letusan eksplosif Merapi.

“Tapi eksplosifnya tidak seperti erupsi tahun 2010,” ujar Hanik, Selasa, 10 November 2020.

Hanik menuturkan, bukaan kawah Merapi saat ini ada di arah tenggara atau mengarah ke Kali Gendol. Maka ancaman itu sampai saat ini ada pada bukaan kawah tersebut.

“Terkait deformasi atau penggembungan, pembukaan magma, ada di sisi barat laut. Jadi juga ada kemungkinan magma akan mengarah ke sana (Kali Gendol),” ujar Hanik. 

Hanik menambahkan untuk memprediksi arah lontaran material Merapi itu, sejatinya dapat dipastikan jika kubah lava sudah terbentuk.

“Potensi bahaya yang ada saat ini dilihat berdasar kecepatan dan volume kubah lava yang akan muncul. Kami akan membuat satu assessment penilaian bahayanya,” ujarnya.

Dari pengalaman erupsi yang pernah terjadi, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan, jika kubah lava belum muncul, dapat diartikan masih ada waktu untuk terus mengamati siklus erupsi Merapi.

“Kalau misalnya lava tidak mengalir, tapi ada kecenderungan meletus, misalnya 1.000-1.500 meter, saya ingin kepastian soal itu,” ujar Sultan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sultan juga menyinggung soal bagaimana pengaruh angin pada arah material Merapi ketika erupsi.

“Kalau terkena angin, akan terbawa misalnya ke Selo. Dengan letusan itu, kan nggak selalu ke tenggara, ke barat pun juga bisa, arah angin bisa sangat menentukan,” ujarnya.

“Tapi yang namanya kerikil atau batu, kan nggak mungkin ikut angin, mesti akan turun di sekitar Merapi. Material yang lebih lembut bahkan bisa sampai kota, tergantung arah anginnya,” ujar Sultan.

Sultan berharap segala kemungkinan erupsi kali ini dapat diantisipasi dengan baik. “Yang pasti semua harus disiapkan, mungkin bisa diukur ke atas, kira-kira nanti abunya dan batunya jatuhnya ke arah mana dan berapa banyak, “ ujarnya.

Sultan juga berharap jatuhnya material bisa diprediksi apakah akan melewati kawasan rawan bencana (KRB) atau tidak.

“Masyarakat juga dipersiapkan sewaktu-waktu untuk turun, mengosongkan, itu jadi sesuatu yang penting,” ujar Sultan.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman saat ini telah memindahkan warga dari Padukuhan Kalitengah Lor khususnya kelompok rentan, seperti orang tua, ibu hamil dan anak-anak ke barak pengungsian sejumlah 185 jiwa.

Sedangkan berdasarkan data, jumlah penduduk di Kalitengah Lor sebanyak 536 jiwa. Untuk lokasi pengungsian warga Kalitengah Lor sudah disediakan barak pengungsian di Desa Glagaharjo dan barak pengungsian Gayam di Argomulyo.

“Untuk Padukuhan Kaliadem sudah tidak ada penduduknya atau kosong. Hanya tinggal 15 rumah nonpermanen untuk pemeliharaan ternak. Demikian juga dengan Padukuhan Pelemsari juga sudah tidak ada penduduknya, hanya ada dua rumah nonpermanen,” ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

8 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

24 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

24 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

26 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.


Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

33 hari lalu

Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Suci Nyepi 1946 Caka, digelar di Kaliurang Park, Pakem Sleman Yogyakarta Jumat 23 Februari 2024. (Dok. Istmewa)
Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman


Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

36 hari lalu

Wisatawan menaiki jip lava tour di Kali Kuning, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 25 Desember 2023. Wisata lava tour yang menawarkan berkendara menaiki mobil jip menyusuri lereng Gunung Merapi melihat sisa erupsi tahun 2010 tersebut ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal 2023. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyasyah
Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.


Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

45 hari lalu

Serah terima uborampe atau sesaji mengawali Tradisi Labuhan Merapi di Kecamatan Cangkringan Sleman Minggu (11/2). Dok. Istimewa
Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam


Gunung Merapi Keluarkan 143 Kali Guguran Lava dalam Sepekan

54 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Gunung Merapi Keluarkan 143 Kali Guguran Lava dalam Sepekan

Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava 143 kali ke arah selatan dan barat daya sejak sejak 26 Januari - 1 Februari 2024.


Hujan Abu Vulkanik Gunung Merapi Melanda Boyolali dan Klaten, Ini Rekomendasi ke Warga

22 Januari 2024

Warga membersihkan mobilnya yang terkena abu vulkanik Gunung Merapi di Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu, 21 Januari 2024. Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terjadi awan panas guguran Gunung Merapi pada (21/1) pukul 14:12 WIB dengan jarak luncur maksimal 2400 meter ke Barat Daya dan sejumlah wilayah lereng timur terdampak hujan abu vulkanik. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Hujan Abu Vulkanik Gunung Merapi Melanda Boyolali dan Klaten, Ini Rekomendasi ke Warga

Terkait kondisi terkini di Gunung Merapi, pemerintah setempat telah mengeluarkan beberapa rekomendasi.


Hujan Abu Landa Kawasan Lereng Pasca Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas

21 Januari 2024

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas Minggu (21/1). Dok.istimewa
Hujan Abu Landa Kawasan Lereng Pasca Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas

Awan panas guguran Gunung Merapi har ini, Minggu 21 Januari 2024, terjadi setidaknya empat kali dari pukul 00.00 hingga 19.30 WIB