TEMPO.CO, Sao Paulo - Badan Pengawas Kesehatan Nasional Brasil (Anvisa) pada Rabu, 11 November 2020, mengizinkan kembali uji coba klinis CoronaVac, vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh produsen biofarmasi Cina, Sinovac Biotech.
Langkah ini diambil setelah Anvisa menangguhkan tahap ketiga uji coba tersebut pada Senin akibat kejadian merugikan yang serius, yang diyakini merupakan kematian seorang relawan.
Menurut Kepolisian Sipil Brasil, kematian itu terjadi karena bunuh diri dan tidak berkaitan dengan vaksin.
"Setelah mengevaluasi data baru yang diberikan oleh sponsor (Institut Butantan) usai penangguhan studi ini, Anvisa memahami bahwa terdapat manfaat yang memadai untuk mengizinkan vaksinasi kembali dilanjutkan," ungkap Anvisa dalam pernyataannya, seraya menambahkan bahwa pihaknya menangguhkan uji coba itu atas dasar prinsip pencegahan.
Uji coba vaksin CoronaVac dilakukan terhadap lebih dari 10.000 sukarelawan di Brasil oleh lembaga pemerintah Sao Paulo, Institut Butantan. Lembaga tersebut merupakan pemasok vaksin utama di Brasil sekaligus operator pabrik imunisasi umum terbesar di Amerika Latin.
"Kematian itu tidak berkaitan dengan vaksin dan oleh karenanya, studi dapat dilanjutkan kembali," papar Institut Butantan.
Sementara itu, Sinovac Biotech dalam pernyataannya mengatakan bahwa "Kami yakin dengan keamanan vaksin ini, (dan) sepenuhnya memahami serta menghargai pengawasan ketat Anvisa dan dimulainya kembali studi klinis ini secara tepat waktu. Kami berharap dapat menyelesaikan riset klinis berikutnya sesegera mungkin di bawah pemantauan dan pengelolaan ketat Anvisa, dan pada akhirnya mengendalikan pandemi melalui vaksinasi."
ANTARA | XINHUA