TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti menemukan kebiasaan pejantan dari laba-laba jenis Thanatus fabricii berusaha menggigit dan mengikat pasangan betina sebelum mengawininya. Tujuannya, diduga, agar mereka tidak malah diserang balik dan dikanibal pasangan yang hendak diajaknya kawin itu.
Jenis laba-laba Thanatus fabricii diketahui berasal dari Israel. Satu tim peneliti dari Republik Cek memboyongnya, jantan dan betina, ke laboratorium untuk diamati di bawah sorot kamera video.
Pejantan di berbagai spesies laba-laba biasanya mengencani yang betina terlebih dulu untuk meyakinkan mereka bersedia dikawini. Prosesnya bahkan bisa berjam-jam. "Tapi jantan-jantan yang ini langsung saja menyerang dan menggigit," kata Lenka Sentenská, anggota tim studi dari Masaryk University di Republik Cek kepada New Scientist.
Lenka dkk berpikir satu di antara alasan pejantan yang seperti ini adalah untuk menghindarkan diri mereka dikanibal oleh si betina--sebuah ritual menyeramkan yang tidak biasa pada interaksi seksual laba-laba.
Kanibalisme seksual biasa pada laba-laba dan hewan tak bertulang belakang lainnya yang betinanya memiliki ukuran tubuh lebih besar. Pada laba-laba, betina umumnya mendominasi dan mengendalikan interaksi seksual, sehingga membatasinya secara fisik akan menjadi keuntungan besar untuk setiap pejantannya.
"Meski ukurannya tak memungkinkan untuk mengintimidasi secara fisik para betinanya untuk bersedia kawin, laba-laba memiliki senjata seperti sutra yang bisa digunakan si pejantan untuk melumpuhkan betina incarannya," tulis Lenka dkk dalam hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Animal Behaviour, Oktober 2020.
Baca juga:
Ini Sebab Vaksin Pfizer Sulit Sampai ke Pelosok Indonesia
Pemaksaan kawin oleh pejantan adalah perilaku langka yang ekstrem dalam laba-laba yang betinanya lebih superior secara fisik. Tapi, tim peneliti di Cek menemukan kalau pejantan T. fabricii tidak pernah kawin kecuali betinanya dibuat teraniaya dan tak berdaya.