TEMPO.CO, Bandung - Statistikawan dari Universitas Padjadjaran, Yuyun Hidayat, menilai analisis berdasarkan data harian kasus Covid-19 di Indonesia bersifat menyesatkan alias misleading. Alasannya, pergerakan datanya cenderung bersifat fluktuatif atau gonjang-ganjing.
“Misleading artinya kita akan tersesat jika membuat interpretasi berdasarkan pergerakan data harian karena terjebak di kekinian dan kedisinian,” katanya lewat keterangan tertulis, Senin 16 November 2020.
Baca juga:
Ini Sebab Vaksin Pfizer Sulit Sampai ke Pelosok Indonesia
Yuyun mencontohkan data kasus baru harian pada minggu ke-33 yaitu periode 11-17 Oktober 2020 terjadi tren kenaikan. Angkanya yaitu 3.267 kasus, kemudian 3.906, 4.127, 4.411, 4.301, dan 4.301 kasus harian.
Namun ketika diamati secara mingguan dari pekan ke-32 pada kurun 4-10 Oktober, terjadi sebaliknya. Dari catatan Yuyun, data kasus baru mingguan justru mengalami penurunan dalam 4 pekan berturut-turut atau selama sebulan.
Waktunya terhitung sejak minggu ke-32 dengan 29.446 kasus baru, lalu menurun mulai pekan ke-33 sebanyak 28.810 pada periode 11-17 Oktober. Selanjutnya pada pekan ke-34 total kasus positif Covid-19 sebanyak 28.218 orang per 18–24 Oktober.
Pada sepekan berikutnya 24.108 kasus, lalu pekan ke-36 sebanyak 23.748 kasus pada periode 1-7 November 2020. “Dan berujung tidak happy ending karena terjadi kenaikan lagi pada minggu lalu,” katanya.
Pada minggu ke-37 kasusnya melonjak jadi 29.171 per 8–14 November. Peningkatan kasus itu, menurutnya, disebabkan delay effect dari peristiwa libur panjang.
Seharusnya, menurut Yuyun, masyarakat perlu mendapat pujian karena selama 4 pekan berturut-turut sebelumnya angka kasus Covid-19 terus menurun. Masyarakat dinilainya sudah mulai menunjukkan perubahan ke arah adaptasi kebiasaan baru. “Itu prestasi yang sepi penghargaan,” ujarnya.
Baca juga:
Susul Pfizer, Moderna Sebut Vaksin Covid-19 Miliknya Efektif Hampir 95 Persen
Sayang selama ini menurutnya sudah terlalu banyak pemberitaan yang menggaungkan ketidaktaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Termasuk ulah beberapa kelompok yang mempertontonkan kerumunan massa.