TEMPO.CO, Jakarta - Israel bersedia membayar harga premium untuk jutaan dosis vaksin Covid-19 dari raksasa farmasi Amerika, Pfizer. Berdasarkan pemberitaan Channel 13 pada Minggu 15 November 2020, pemerintahan Tel Aviv akan membayar 40 persen lebih mahal daripada yang harga yang dibayarkan Amerika Serikat atau Uni Eropa untuk setiap dosis vaksin yang sama.
Israel sebelumnya menjalin komunikasi intens dengan Moderna dan perusahaan vaksin Rusia--bukan Pfizer. Tapi, setelah perusahaan itu mengumumkan pada Senin pekan lalu kalau hasil sementara dari vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkannya menunjukkan efektivitas 90 persen, pendekatan langsung dilakukan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berupaya memastikan mendapat jatah kuota produk vaksin itu untuk Israel. Saat itu Pfizer dilaporkan telah lebih dulu menjalin kontrak dengan negara-negara lain senilai ratusan juta dosis.
Netanyahu diberitakan membuat sedikitnya dua kali sambungan telepon dengan CEO Pfizer Albert Bourla sebelum pada Jumat lalu, mengumumkan Israel telah mengunci sebuah kesepakatan. Isinya, Israel akan menerima delapan juta dosis vaksin Pfizer yang cukup untuk inokulasi seluruh 4 juta warga Israel.
Netanyahu mengekspresikan harapannya, Pfizer akan mulai menyuplai vaksin pada Januari sambil menunggu izin dari otoritas kesehatan di Amerika Serikat dan juga Israel. Untuk itu, Israel diberitakan meneken kontrak pembelian $ 56 per imunisasi vaksin Pfizer, atau $ 28 untuk setiap dosis suntikan (imunisasi lengkap terdiri dari dua kali suntik).
Warga Israel berunjuk rasa memprotes Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan tanggapan pemerintahannya terhadap krisis keuangan akibat virus corona (Covid-19), di Yerusalem 21 Juli 2020. [REUTERS / Ronen Zvulun]
Bandingkan harga itu dengan harga pembelian oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa. Berdasarkan keterangan seorang pejabatnya pada pekan lalu, Uni Eropa menyatakan mampu memesan 200 juta dosis vaksin eksperimental milik Pfizer dan telah bernegosiasi untuk bisa membayar di bawah $ 19,5--harga per dosis yang telah lebih dulu disepakati Pfizer dengan Amerika Serikat.
Baca juga:
Ini Sebab Vaksin Pfizer Sulit Sampai ke Pelosok Indonesia
Itu artinya, Israel bersedia membayar setidaknya 40 persen lebih mahal. Tambahan lagi, menurut Channel 13, Pfizer dilaporkan tidak membuat komitmen untuk tenggat pengiriman. Jika ada pengurangan produksi, atau penundaan pengapalan, Israel tidak akan diberi kompensasi untuk uang muka yang sudah dibayarkan.