TEMPO.CO, Yogyakarta - Satwa yang mendiami hutan lereng Gunung Merapi diyakini akan bergerak turun saat gunung itu bersiap erupsi. Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) pun turut memantau perubahan perilaku satwa yang mendiami area taman nasional seluas lebih dari 6.000 hektare itu.
Pengamatan dilakukan khususnya sejak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikkan status Merapi dari waspada menjadi siaga pada 5 November 2020 lalu.
Baca Juga:
"Dari pantauan petugas di lapangan sampai saat ini belum ada perubahan perilaku satwa di kawasan hutan Merapi," ujar Kepala Balai TNGM, Pujiati, Selasa, 17 November 2020.
Ada beragam satwa yang mendiami kawasan hutan TNGM, termasuk salah satu yang diyakini masih eksis adalah macan. "Khusus di kawasan TNGM, secara fisik untuk macan jenis macan tutul atau macan kumbang belum pernah dijumpai. Tapi laporan terkait jejak, feses masih ada. Sedangkan harimau Jawa sudah tidak dijumpai sejak 1980-an,” katanya.
Adapun Komandan Search And Rescue (SAR) Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kaliurang, Sleman, Kiswanta, sebelumnya juga mengungkap belum ada perubahan perilaku mencolok hewan-hewan di hutan lereng Merapi setelah statusnya naik menjadi siaga.
Kondisi itu termasuk monyet ekor panjang yang kerap tampak berkeliaran hingga pemukiman dan obyek wisata. "Belum ada perubahan perilaku satwa, masih sama saja,” katanya 10 November lalu.
Kiswanta mengatakan, pengalamannya saat menjelang erupsi Merapi 2010 lalu memang terpantau ada perubahan perilaku satwa dari hutan Merapi. “Kalau monyet tidak berubah. Tapi kalau yang lain ada. Seperti turunnya harimau sampai mendekati pemukiman,” katanya.
Kiswanta mengatakan, turunnya harimau menjelang erupsi 2010 silam yang mendekati pemukiman itu diketahui dari bekas jejak kakinya. “Saat 2010 itu hanya jejak kaki harimau saja, yang mengarah ke selatan," kata Kiswanta.
Saat status Merapi siaga ini, Balai Taman Nasional Gunung Merapi juga menuturkan sudah tidak ada lagi penambang pasir di sungai berhulu Merapi di wilayahnya. Terlebih BPPTKG Yogyakarta sudah meminta pemerintah kabupaten di sekitar Merapi agar tidak mengijinkan ada aktivitas dengan jarak lima kilometer dari puncak gunung.
PRIBADI WICAKSONO