Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Batu Meteor Jatuh di Tapanuli Tak Terdeteksi LAPAN

image-gnews
Ilustrasi asteroid. youtube.com
Ilustrasi asteroid. youtube.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Batu meteor dari Tapanuli, Sumatera Utara, dijual seharga Rp 200 juta sedang ramai diberitakan. Batu seberat 1,7 kilogram yang kabarnya dijual lagi oleh kolektornya senilai Rp 1,4 juta per gram itu telah dibenarkan keasliannya sebagai meteorit--bagian dari asteroid atau komet yang mampu menembus atmosfer Bumi.  

Konfirmasi sebagai batu meteor diberikan peneliti di Pusat Ilmu Antariksa, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto. “LAPAN sudah mengkonfirmasi bahwa benda tersebut merupakan meteor berdasarkan foto yang beredar beberapa bulan lalu,” ujar dia saat dihubungi, Jumat 20 November 2020.

Sayang, Rhorom mengatakan, LAPAN tak berhasil mendeteksi peristiwa saat meteorit itu jatuh menimpa rumah milik Joshua Hutagalung di Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah. Dia menjelaskan, di sekitar wilayah temuan tidak ada kamera langit yang beroperasi.

Rhorom menyebut batu bagian dari meteor kondrit CM 1-2 yang mengandung sekitar 20 persen besi dan 25 persen silika (seperti kaca/pasir). Kandungan logam mulia atau logam tanahnya sangat kecil pada meteorit yang tersisa setelah terbakar di atmosfer itu.

Rhorom menjelaskan, meteorit atau meteoroid memiliki ukuran diameter 0,1 mm hingga 10 meter. Menurutnya lembaga antariksa dan penerbangan Amerika Serikat NASA dan beberapa observatorium di dunia melakukan pemantauan asteroid dan memprediksi kemungkinann mengarah atau mendekat ke Bumi.

Adapun LAPAN, dia menerangkan, memiliki meteor wind radar yang beroperasi di Agam, Sumatera Barat, dan Garut, Jawa Barat. Wujudnya berupa antena radio dengan kemampuan memancarkan dan menerima sinyal. Ada juga  all sky imager di Manado dan Agam terdiri dari kamera digital dengan lensa mata ikan yang dilengkapi filter khusus.

"Fungsi utamanya untuk studi atmosfer atas dan bisa mendeteksi meteor namun bukan untuk memantau meteor jatuh di area yang luas,” kata Rhorom.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut ahli bidang astronomi itu, sulit mengamati dan memprediksi lintasan meteor yang berukuran kecil. NASA, kata dia, punya misi pengamatan meteor menggunakan satelit untuk mengetahui distribusinya, tapi bukan untuk memperkirakan kapan jatuh ke Bumi.

“Tahun ini, LAPAN juga mulai melakukan pengamatan asteroid di Observatorium Nasional di Kupang. Kemampuan ini terus diasah hingga LAPAN bisa mendeteksi asteroid dekat Bumi."

Dia menjelaskan, ada meteor jatuh setiap hari. Sebagian besar habis terbakar di atmosfer, sebagian jatuh ke permukaan Bumi dan lapuk seiring waktu. Sebagian kecil saja yang jatuh di daerah berpenghuni dan ditemukan.

“Potensi bahaya benda jatuh alami seperti meteor terbilang kecil, potensi korban pun hampir nihil,” kata Rhorom.

Baca juga:
LAPAN akan Teliti Eksoplanet dari Observatorium Kupang

Di sisi lain, Rhorom berujar, potensi bahaya asteroid lebih tinggi. Meskipun sangat jarang terjadi tabrakan dengan Bumi, tapi sekali terjadi bisa berarti malapetaka. Yang juga berbahaya adalah potensi kejatuhan sampah antariksa. "Karena bisa mengandung bahan kimia berbahaya atau radioaktif,” katanya menambahkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Masinton PDIP Akhirnya Maju di Pilkada Tapanuli Tengah, Berikut Kronologinya

5 jam lalu

Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu saat menemui massa pendemo yang terdiri dari mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024. Mereka memastikan PDIP akan bersama para mahasiswa memperjuangkan agar RUU Pilkada tidak jadi disahkan menjadi UU. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Masinton PDIP Akhirnya Maju di Pilkada Tapanuli Tengah, Berikut Kronologinya

Kader PDIP Masinton Pasaribu bersama Mahmud Efendi akhirnya maju di Pilkada Tapteng setelah KPU menerima pendaftarannya di masa perpanjangan calon.


Respons KPU Soal Pendaftaran Masinton-Mahmud di Pilkada Tapanuli Tengah

15 jam lalu

Anggota komisi XI DPR RI Masinton Pasaribu
Respons KPU Soal Pendaftaran Masinton-Mahmud di Pilkada Tapanuli Tengah

Keputusan akhir soal kelolosan Masinton-Mahmud di Pilkada Tapanuli Tengah akan diumumkan pada 22 September 2024.


KPU Sumut Diminta Ambil Alih Tahapan Pilkada Tapanuli Tengah setelah Masinton Dipersulit Daftar

1 hari lalu

Ilustrasi KPU. TEMPO/Subekti
KPU Sumut Diminta Ambil Alih Tahapan Pilkada Tapanuli Tengah setelah Masinton Dipersulit Daftar

PDziP menyebut pasangan Masinton-Mahmud sudah dua kali dipersulit KPU Tapanuli Tengah.


Cerita Pasangan Masinton-Mahmud Nyaris Ditolak Mendaftar Pilkada Tapanuli Tengah

2 hari lalu

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Masinton Pasaribu di kawasan Tebet, Jakarta Selatan pada Selasa, 8 Oktober 2019. TEMPO/Andita Rahma
Cerita Pasangan Masinton-Mahmud Nyaris Ditolak Mendaftar Pilkada Tapanuli Tengah

KPU sempat memperpanjang masa pendaftaran dari 2-4 September untuk daerah yang memiliki calon tunggal.


Astronot NASA yang 'Terdampar' di Stasiun Antariksa: Kecewa? Sama Sekali Tidak!

2 hari lalu

Astronot NASA Suni Williams (kiri) dan Butch Wilmore, yang terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional menggunakan kapsul Starliner milik Boeing pada bulan Juni 2024, membahas misi mereka selama konferensi pers dari ISS pada tanggal 13 September 2024. Dok.NASA
Astronot NASA yang 'Terdampar' di Stasiun Antariksa: Kecewa? Sama Sekali Tidak!

Astronot NASA, Sunita Williams dan Butch Wilmore, mengaku tak kecewa terhadap Boeing yang membuat mereka kini 'terdampar' di ISS.


Astronot Swasta di Misi Polaris Dawn Sukses Spacewalk, Sejarah Baru dalam Penerbangan Antariksa

4 hari lalu

Polaris Dawn SpaceX. polarisprogram.com
Astronot Swasta di Misi Polaris Dawn Sukses Spacewalk, Sejarah Baru dalam Penerbangan Antariksa

Misi Polaris Dawn SpaceX membuat rentetan catatan sejarah baru dalam dunia penerbangan antariksa.


Fakta-fakta dari Bola Api Asteroid yang Melesat di Langit Filipina

5 hari lalu

Ilustrasi asteroid. Kredit: PA/AOL
Fakta-fakta dari Bola Api Asteroid yang Melesat di Langit Filipina

Jaringan teleskop survei di Bumi kini sudah cukup baik untuk melihat kedatangan obyek semungil asteroid ini dan memberikan peringatan dini.


NASA Bicara Kapsul Starliner yang Kembali ke Bumi tanpa Awak, Belum Gagal?

7 hari lalu

Kapsul Starliner milik Boeing turun melalui atmosfer Bumi pada 7 September 2024, menuju pendaratan yang mengakhiri misi Uji Terbang Awaknya. (Kredit gambar: NASA)
NASA Bicara Kapsul Starliner yang Kembali ke Bumi tanpa Awak, Belum Gagal?

Starliner telah kembali pada Sabtu dinihari, 7 September 2024. Simak perbandingan performa Boeing dan SpaceX dalam menjawab penugasan NASA sejauh ini.


Kebakaran Hutan Ekstrem di Kanada 2023 Rilis 647 Megaton Karbon ke Atmosfer

19 hari lalu

Asap dan api dari kebakaran hutan menjadi latar belakang rumah-rumah di seberang Danau Okanagan di West Kelowna, British Columbia, Kanada, 17 Agustus 2023. REUTERS/Dan Riedlhuber
Kebakaran Hutan Ekstrem di Kanada 2023 Rilis 647 Megaton Karbon ke Atmosfer

Kuantifikasi emisi karbon dari kebakaran hutan ekstrem di Kanada pada tahun lalu tersebut dilakukan lewat kajian tim di Laboratorium Propulsi Jet NASA


2 Astronout Terdampar di ISS Selama 80 Hari, NASA: Tetap Lanjutkan Kerjasama dengan Boeing

19 hari lalu

Kapsul kargo Dragon SpaceX meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 9 Januari 2023. Pesawat ruang angkasa itu mendarat di lepas pantai Florida dua hari kemudian. (Kredit: NASA TV)
2 Astronout Terdampar di ISS Selama 80 Hari, NASA: Tetap Lanjutkan Kerjasama dengan Boeing

Kedua astronout tersebut awalnya dijadwalkan untuk menghabiskan delapan hari di ISS setelah peluncuran Starliner milik Boeing yang sukses pada 5 Juni.