TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian dua siswi asal SMA N 1 Yogyakarta Sona Regina Salsabila dan Azizah Auliani Rahma berjudul ‘Kecerdasan Buatan (AI) sebagai Deteksi Kanker Payudara Berbasis Algoritme Random Forest dan Convolutional Neural Network’ memenangkan Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) di bidang ilmu pengetahuan teknik yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Regina menerangkan, latar belakang penelitian mereka adalah penyakit kanker payudara di Indonesia yang tergolong tinggi terutama untuk wanita. “Saya pribadi sebagai wanita juga cukup takut karena hal ini. Sehingga tahun lalu, kami juga sempat mencari tahu tentang kasus kanker payudara di Indonesia,” ujar dia saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat, 20 November 2020.
Salah satu penyebabnya, kata dia, karena false negative sehingga terlambat untuk ditangani. Oleh karena itu, mereka berdua mencoba menggunakan teknologi AI untuk membantu dokter dalam mendiagnosis kanker payudara berdasarkan rekam medis pasien dan gambar mamografi.
Penelitian yang berlangsung selama 10 bulan itu dari awal perencanaan hingga ke proses pembuatan web ini diharapkan mampu untuk mambantu diri sendiri dan masyarakat luas. “Kira-kita (proses) dari awal bulan Januari 2020,” tutur Regina yang mulai belajar AI ketika duduk di kelas XI (saat ini kelas XII).
Proses kerjanya adalah pada web yang dibuat untuk pengolahan mamografi, pengguna mengunggah gambar mamografi sesuai dengan fitur yang telah disediakan. Setelah itu, sistem akan mengolah gambar, sehingga bisa dibaca lalu diagnosis dilakukan berdasarkan model dari algoritme Convolutional Neural Network (CNN).
Sedangkan pengolahan berdasarkan rekam medis dilakukan dengan input data variabel (usia, insulin, glukosa, HOMA, MCP.1, resistin, leptin, adiponectin, dan BMI) oleh pengguna. Diagnosis dilakukan berdasarkan model dari algoritme random forest sehingga dihasilkan prediksi normal atau kanker.
“Akan tetapi, web ini masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut dan memerlukan lebih banyak perbaikan agar dapat digunakan dengan efektif dan efisien,” kata Azizah menambahkan.
Sebelumnya, Regina dan Azizah juga pernah membuat penelitian lain. Regina pernah melakukan penelitian mengenai pembuatan automatic speed controller, sarung tangan detector object pada jalan pedestrian bagi penyandang tunanetra berbasis deep learning, dan deteksi pneumonia covid 19, pneumonia bacteri, dan virus berbasis algoritme CNN.
Sedangkan Azizah, gadis kelahiran Yogyakarta, 6 November 2002, pernah melakukan penelitian mengenai pengendalian kutu beras dengan rempah-rempah, pembuatan kartu pendidikan untuk mempelajari pahlawan Indonesia, serta deteksi pneumonia Covid-19, bakteri, dan virus berbasis algoritme CNN.
Untuk rencana ke depannya, keduanya akan fokus memperbaiki dan mengembangkan penelitiannya, agar dapat berguna terutama bagi masyarakat luas. “Saat ini, kami sedang berusaha mempersiapkan penelitian dan diri kami dengan lebih baik agar dapat maksimal dalam mengikuti kompetisi internasional tahun depan,” kata Azizah.
Azizah memiliki cita-cita sebagai seorang penulis. Menurutnya, penulis dapat berada dalam berbagai bidang termasuk ranah penelitian, sehingga kegiatan menulis dan meneliti dapat berjalan beriringan dengan manfaat yang baik pula untuk masyarakat sekitar.
Sedangkan Regina, kelahiran 4 April 2002, Lumajang itu, ingin menjadi seorang peneliti dan pengusaha. “Menjadi seorang peneliti bagi saya adalah pekerjaan yang baik dan dapat membantu masyarakat luas,” ujar dia.