TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengumumkan fasilitas kesehatan darurat Covid-19 tingkat pertama di wilayahnya telah penuh sehingga tak bisa menerima pasien baru sampai akhir November 2020.
Penuhnya fasilitas kesehatan darurat yang terdiri dari Asrama Haji dan Rusunawa Gemilang itu karena pada November 2020 ini terjadi penularan cukup intens di Sleman.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, mengatakan salah satu temuan penularan yang ditemukan pada November ini di antaranya berasal dari kalangan kampus yang belakangan diketahui dari sebuah fakultas di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Penemuan kasus itu berawal ketika fakultas itu hendak mencoba memulai kegiatan kuliah tatap muka dalam bentuk praktikum dengan 75 mahasiswanya karena materi yang akan disampaikan tidak mungkin jika digelar secara daring.
"Namun sebelum praktikum, dari kampus mengharuskan semua mahasiswa rapid test dulu dan ternyata ditemukan ada tujuh orang reaktif Covid-19 ” ujar Joko Jumat 20 November 2020.
Para mahasiswa yang hasil rapidnya reaktif itu lalu ditindaklanjuti dengan tes swab PCR dan terkonfirmasi positif positif Covid-19.
Tak berhenti di tujuh mahasiswa itu, tracing pun digencarkan kampus bersama Dinkes Sleman pada kontak erat mahasiswa yang positif Covid-19 itu. Lalu ditemukan lagi dua kasus tambahan sehingga total ada sembilan mahasiswa yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kegiatan praktikum itu sendiri kemudian urung digelar.
"Jumlah total mahasiswa di fakultas itu yang positif jadi ada sembilan," ujarnya. Para mahasiswa yang positif itu kemudian menjalani perawatan dan isolasi di Asrama Haji Sleman.
Joko mengatakan kasus di kampus swasta itu belum bisa dikategorikan sebagai klaster, sebab belum diketahui generasi penularannya. "Belum bisa disebut klaster," ujarnya.
Joko menuturkan lonjakan kasus pada November di Sleman ini kebetulan terjadi bertepatan juga dengan momen setelah libur panjang dan cuti bersama akhir Oktober lalu.
"Kebetulan lonjakan kasus Covid-19 di Sleman ini terjadi 14 hari setelah libur panjang pada akhir Oktober lalu, bisa jadi karena tingginya mobilitas manusia yang keluar masuk Yogya saat liburan itu," ujar Joko.
PRIBADI WICAKSONO