TEMPO.CO, Paris - Cerpelai terinfeksi virus corona jenis baru, SARS-CoV-2, ditemukan di sebuah peternakan di kawasan Eure-et-Loire, Prancis sebelah barat. Pemerintahan setempat menyatakan akan memusnahkan sekitar 1.000 cerpelai di lokasi itu karenanya.
Kementerian Pertanian Prancis, pada Minggu 22 November 2020, menyatakan mulai memeriksa empat peternakan cerpelai miliknya pada pertengahan November. Itu dilakukan setelah dugaan virus penyebab Covid-19 pada warga di sejumlah negara tetangganya berasal dari hewan mamalia kecil yang diternak untuk dipanen bulunya tersebut.
Kasus yang dimaksud dilaporkan di Swedia, Italia, Spanyol, Belanda dan Denmark di Eropa serta Amerika Serikat di luar Eropa. Di Denmark bahkan dilaporkan kalau virus corona itu telah bermutasi menjadi jenis yang berbeda sehingga dikhawatirkan dapat membuat vaksin Covid-19 nantinya kurang efektif jika virus tersebut ditularkan kembali ke manusia.
Total belasan juta cerpelai akan dikorbankan dengan cara dimusnahkan demi mencegah itu terjadi. Sebanyak 15 juta ekor di antaranya akan disumbang dari Denmark sebagai sentra peternakan cerpelai terbesar di Eropa.
Di Prancis, hasil pemeriksaan baru mendapati indikasi virus beredar di peternakan Eure-et-Loire. "Peternakan kedua aman. Pemeriksaan masih berlangsung di dua peternakan terakhir, yang hasilnya diperkirakan selama sepekan," bunyi pernyataan Kementerian Pertanian Prancis.
Dalam pernyataan yang dibuatnya, Jumat 6 November 2020, WHO memastikan infeksi virus corona varian baru diduga dari cerpelai telah menyebabkan penularan, gejala klinis, dan tingkat keparahan yang sama dengan SARS-CoV-2 lain yang telah bersirkulasi di dunia. Meski begitu, sebuah catatan menyertai bahwa ada kombinasi mutasi pada varian Klaster 5 tersebut.
"Perubahan yang sebelumnya tidak pernah didapati. Implikasi dari perubahan yang sudah teridentifikasi itu belum benar-benar bisa dijelaskan," bunyinya. WHO mengatakan temuan awal mengindikasikan varian atau mutasi terkait cerpelai ini telah, "cukup menurunkan sensitivitas hingga menetralisir antibodi-antibodi."
Baca juga:
Stop Penyebaran Virus Corona Mutan, Denmark akan Musnahkan 15 Juta Cerpelai
WHO menyerukan lebih banyak studi untuk memverifikasi hasil temuan awal itu dan untuk memahami segala potensi implikasi dari temuan itu terkait pengembangan diagnosa, terapi, dan vaksin. "Meski virus corona diyakini berasal dari varian yang terkait dari yang ada di kelelawar, tapi asal muasal dan inang perantara dari SARS-CoV-2 ini belum terindetifikasi," bunyi bagian lain dari catatan WHO.
Sumber: Reuters