TEMPO.CO, Tanjungpinang - Rob atau banjir karena air laut pasang merendam puluhan rumah warga Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis malam, 26 November 2020. Ketinggian banjir rob itu sampai sekitar 70 sentimeter.
Kepala Seksi Kedaruratan Logistik Rehibilitasi dan Rekonstruksi Dinas Pemadam Kebakaran Natuna, Elkadar, menjelaskan setiap tahunnya Bunguran Timur memang menjadi langganan banjir rob. "Apalagi pada Desember nanti, air pasang tidak normal seperti biasanya," katanya.
Baca juga:
Banjir Rendam Pulau Pari Kepulauan Seribu, Warga: Tambah Parah
Dia menerangkan, banjir kali ini diperparah dengan meluapnya Sungai Batu Hitam dan Sungai Ranai. Dampaknya banjir bertahan lebih lama.
Elkadar memastikan tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut selain kerugian materil akibat barang-barang berharga di dalam rumah warga yang terendam banjir. Tim gabungan dari Damkar, Basarnas, Kepolisian dan TNI disebutnya sudah bersiaga di lokasi.
Pada malam yang sama, rob juga melanda Jakarta. Bedanya, dengan peristiwa rob biasanya di ibukota, banjir dari laut itu sampai ke kawasan Kedoya, Kebon Jeruk dan Latumeten, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Kedua kawasan itu terendam mulai 10-50 sentimeter atau betis orang dewasa padahal tidak ada hujan maupun dan banjir kiriman dari hulu.
"Memang tidak parah, hanya semata kaki, tapi kalo disertai limpahan kiriman air, bukan tak mungkin banjir berhari hari terjadi di dua kawasan itu,” kata Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Barat Purwanti Suryandari.
Suku Dinas SDA Jakarta Barat mendapati rob di dua wilayah itu karena tinggi permukaan air di Kali Mookevart dan Kali Grogol yang mengalir di dua kawasan itu. Hasil penelusuran menemukan tingginya permukaan dua kali tersebut akibat air laut yang pasang.
“Karena beberapa 'sheetpile' (turap) banyak yang bolong, jadi air masuk ke rumah warga,” kata Purwanti.
Kawasan Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat menjadi lokasi dengan dampak terparah, lantaran pengerjaan turap belum rampung. Purwanti berjanji segera merampungkan perbaikan turap itu, juga pintu-pintu air di Kawasan Latumeten.
“Sementara di Kedoya, kami juga akan bangun pintu air menutupi pintu Kali Angke yang menyambungkannya ke Kali Mookevart,” ujar Purwanti.
Baca juga:
Peneliti LAPAN Bantah Banjir Rob di Utara Jawa karena Gerhana
Sebelumnya, dalam keterangan yang disampaikannya pada akhir tahun lalu, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Rudy Suhendar di Jakarta, mengatakan kalau muka air laut sudah mencapai 1,5 meter di atas permukaan tanah Jakarta Utara. Banjir rob saat laut pasang biasanya terjadi di beberapa wilayah di Jakarta Utara seperti Penjaringan, Pademangan, dan Cilincing.