TEMPO.CO, Jakarta - Negara bagian terbesar kedua di Australia, Victoria, melaporkan per hari ini Jumat, 27 November 2020, telah melewati 28 hari tanpa mendeteksi kasus baru Covid-19. Padahal negara bagian ini pernah menjadi hotspot penyakit infeksi virus corona jenis baru tersebut di Australia.
Pada Agustus lalu, Victoria mencatat lebih dari 700 kasus positif dalam satu hari dan kasus aktifnya berjumlah hampir 8.000. Tapi hari ini Victoria memiliki nol kasus aktif, setelah pasien Covid-19 terakhir keluar dari rumah sakit minggu ini.
Penyebaran virus di negara bagian itu dinilai dapat diatasi setelah penguncian wilayah (lockdown) yang berlangsung lebih dari 100 hari. Kebijakan ini menyebabkan sekitar 5 juta orang di Melbourne, kota terbesar kedua di Australia, sebagian besar terkurung di rumah mereka.
Sementara penguncian telah membuat infeksi berkurang, tapi keputusan itu justru memperlambat pemulihan ekonomi Australia dari resesi pertamanya dalam tiga dekade setelah sebagian besar ekonomi negara itu ditutup pada Maret.
Ekonomi Australia terkontraksi 7 persen dalam tiga bulan hingga akhir Juni. Itu merupakan penurunan kuartalan terbesar sejak pencatatan dimulai pada 1959. Tingkat pengangguran mencapai tertinggi sepanjang 22 tahun, yakni sebesar 7,5 persen pada Juli karena bisnis dan perbatasan ditutup untuk menangani virus corona.
Namun, secara total, menurut data kementerian kesehatan, tercatat hampir 28.000 infeksi Covid-19 di Australia hingga saat ini, angka ini jauh lebih sedikit daripada banyak negara maju lainnya. Sedangkan Victoria menyumbang lebih dari 90 persen dari 905 kematian akibat infeksi virus itu di Australia.
Menurut peta sebaran yang dibuat Johns Hopkins University, per hari ini, Jumat, secara keseluruhan kasus infeksi Covid-19 terjadi di 191 negara dengan jumlah penduduk terinfeksi lebih dari 60,8 juta. Sementara yang meninggal terdapat lebih dari 1,4 juta jiwa.
REUTERS | JOHNS HOPKINS UNIVERSITY