TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan KEHATI mengumumkan pemenang KEHATI Award 2020 setelah melalui proses penjurian yang panjang. Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos menerangkan bahwa sejak dibuka pada 16 Januari 2020, dia menerima 153 pendaftar yang tersebar dari 29 provinsi di Indonesia.
Dalam pengumuman yang dilakukan melalui video konferensi, Riki menjelaskan bahwa KEHATI Award ke-9 ini mengusung tema ‘Promoting Biodiversity Heroes’. Maknanya, KEHATI ingin mengangkat sosok pahlawan peduli keanekaragaman hayati dan lingkungan Indonesia.
“Yayasan KEHATI bangga bisa menampilkan para pejuang keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di ajang KEHATI Award 2020 ini,” ujar dia, Jumat, 27 November 2020.
Para kandidat yang mendaftar kemudian melalui tahap penjurian yaitu seleksi administrasi, verifikasi lapangan, dan penilaian akhir oleh tim juri. Juri tersebut terdiri dari berbagai latar belakang yakni sebagai ketua juri Direktur Institute for Sustainable Earth and Resources, Universitas Indonesia Jatna Supriatna; Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi; Direktur CNN Indonesia Desi Anwar; Ketua Pusat Unggulan Lingkungan dan Ilmu Keberlanjutan Universitas Padjadjaran Parikesit; dan Regional Director Ford Foundation Alexander Irwan.
Setelah melalui beberapa proses penjurian, akhirnya berhasil mendapatkan 6 individu dan lembaga peraih KEHATI Award dari 6 kategori penghargaan yang diberikan. Mereka adalah Rubama M. dari Kota Banda Aceh (Prakarsa KEHATI), Jarot Winarno dari Kabupaten Sintang (Pamong KEHATI), PT Karya Dua Anyam dari DKI Jakarta (Inovasi KEHATI), Pande Ketut Diah Kencana dari Kota Denpasar (Cipta KEHATI), Samsudin dari Kabupaten Indramayu (Citra KEHATI), dan Margaretha Mala dari Kabupaten Kapuas Hulu (Tunas KEHATI).
Sesuai dengan visi KEHATI, kata Riki, maka atas jasa mereka alam Indonesia bisa lestari, tidak hanya bagi manusia sekarang, tapi juga bagi masa depan anak negeri. “Kami berharap KEHATI Award ini bisa menumbuhkan dan mendorong minat seluruh komponen bangsa Indonesia untuk lebih peduli, mencintai, dan mengambil peran dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati,” tutur Riki.
Berikut informasi lengkap pemenangnya:
1. Kategori Prakarsa KEHATI
Kategori ini ditujukan untuk perorangan atau kelompok/ organisasi dari komunitas masyarakat lokal, seperti masyarakat adat, rukun warga desa, Karang Taruna, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Organisasi non-pemerintah (Ornop) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta kelompok lain yang berbasis masyarakat lokal.
Kategori ini diraih oleh Rubama M., perempuan Aceh yang berhasil mengorganisir dan mendampingi kelompok perempuan di Kampung Damaran untuk melakukan konservasi di kawasan ekosistem Leuser. Ekosistem tersebut telah rusak parah akibat pembalakan liar dan pembukaan lahan pada tahun 2015.
Proses panjang mengantarkan kampung Damaran Baru mendapat izin pengelolaan kawasan hutan melalui skema hutan desa. Perlindungan kawasan hutan menjadi goals besar dalam tata kelola kawasan dengan gerak nyata melalui Konsep Community Patrol Team: Women’s ranger/Mpu Uteun.
Pemanfaatan dan pembudidayaan dilakukan melalui Pengembangan konsep Green Economy. Strategi pendekatan yang dilakukan sangat efektif dan konsisten. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain patrol hutan sebanyak 4 kali, adanya 13.000 bibit yang siap tanam sebagai pengayaan restorasi kawasan, munculnya usaha alternatif seperti budidaya lebah madu dan perikanan air tawar kombinasi, dan budidaya selada air sebagai kawasan ekowisata.