TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat luar angkasa Jepang, Hayabusa2, menyelesaikan misi pertamanya selama enam tahun, Minggu 6 Desember 2020. Pesawat melepaskan kapsulnya berisi sampel batuan dari asteroid memasuki atmosfer Bumi dan mendarat dengan aman di pedalaman Australia, tepatnya di Woomera, sekitar 460 kilometer di utara Adelaide.
"Sudah ditemukan oleh para ilmuwan dan dibawa ke pusat riset lokal," kata Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA) melalui cuitan di Twitter, Minggu.
Baca juga:
Simak Detik-detik Hayabusa2 Mendarat di Asteroid Ryugu
JAXA mengirim misi Hayabusa2 untuk mencari jawaban atas sejumlah pertanyaan mendasar mengenai asal usul sistem tata surya dan dari mana molekul seperti air berasal. Pesawat luar angkasa untuk misi ini diluncurkan dari pusat antariksa Jepang di Tanegashima pada 2014, dan butuh empat tahun hingga mencapai asteroid Ryugu.
Asteroid diyakini telah terbentuk sejak awal munculnya sistem tata surya, dan para ilmuwan menyebut bahwa Ryugu mungkin mengandung zat organik yang berkontribusi terhadap kehidupan di bumi. Pengambilan sampel dari asteroid ini dilakukan Hayabusa2 dengan dua cara.
Pertama dengan cara menembakkan peluru kecil ke permukaannya untuk bisa menangkap partikel debunya yang terlontar. Kedua, membuat ledakan untuk bisa melakukan ekskavasi di lubang kawah berdiameter 10 meter. Dari kawah itu, Hayabusa2 mampu mendapatkan sampel material murni dari dalam kerak asteroid Ryugu.
"Pengamatan batuan di atas dan bawah permukaan akan memberikan pemahaman tentang bagaimana lingkungan di antariksa sana mengubah batuan dari masa ke masa," kata Kerri Donaldson Hanna dari University of Central Florida, Amerika Serikat.
Menurut penelitian awal, batuan asteroid Ryugu berpori dan sangat rapuh. Hampir separuh komposisinya adalah rongga. Jika memasuki atmosfer Bumi, batuan jenis itu diyakini akan habis terbakar.
"Jadi sampel batuan ini (yang dikirim Hayabusa2) akan menjadi sesuatu yang benar-benar baru untuk kita dan berbeda dari koleksi meteorit yang ada saat ini," kata Hanna menambahkan.
Pesawat luar angkasa Jepang Hayabusa 2 mendarat di asteroid Ryugu, awal Juli 2019. (dok. Hayabusha 2)
Setelah mengambil sampel batuan dan debu dari permukaan asteroid itu, Hayabusa2 melakukan perjalanan balik ke Bumi pada November 2019. Pesawat lalu melepas kapsulnya berisi sampel untuk memasuki atmosfer Bumi, dan itu sudah dilakukan pada Minggu pagi.
Hayabusa2 kemudian menghidupkan mesin roket lagi, mendorong dirinya kembali menjauhi Bumi. Masih tersedia cukup banyak bahan bakar roket yang diharapkan mampu mengantarnya mencapai asteroid lain, 1998 KY26, pada 2031 kemudian melakukan misi yang sama.
REUTERS | NEW SCIENTIST