TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta telah mempersiapkan skenario untuk mengevakuasi lebih banyak warga lereng Gunung Merapi jika terjadi perubahan status sewaktu-waktu.
“Kalau ada peningkatan status, maka setidaknya warga dari tujuh desa di lereng Merapi sudah bersiap mengungsi," ujar Kepala Pelaksana Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana, Senin, 7 Desember 2020.
Saat ini aktivitas Merapi masih stabil tinggi dan berada di level III atau Siaga. Jumlah pengungsi Merapi di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, sendiri terdata sebanyak 263 orang.
Biwara mengatakan pengungsi saat ini dari Kabupaten Sleman masih sesuai rekomendasi BPPTKG, yakni dari tiga desa meliputi Kalitengah Lor, Kaliadem, dan Pelemsari, Kecamatan Cangkringan.
Sedangkan warga dari tujuh desa lereng Merapi yang juga sudah disiapkan mengungsi ke tempat lebih aman jika Merapi berstatus level IV atau Awas terbagi menjadi tiga bagian.
Meliputi desa-desa di sebelah barat dari Kecamatan Turi khususnya Desa Wonokerto dan Donokerto. Lalu bagian Tengah atau Kecamatan Pakem yang meliputi Desa Hargobinangun dan Pakembinangun, dan selanjutnya bagian timur atau Kecamatan Cangkringan meliputi Desa Glagaharjo, Kepuharjo, dan Umbulharjo.
Biwara mengatakan sampai awal Desember ini, atau sebulan sejak status Merapi naik dari waspada menjadi siaga pada awal November 2020 lalu, memang belum ada kebijakan untuk menambah wilayah yang penduduknya harus mengungsi.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X telah menginstruksikan perlu mengantisipasi seberapa jauh kemungkinan dampak erupsi Merapi berikutnya. "Apakah akan meletus atau meleleh, antisipasi ini penting karena juga akan mempengaruhi kebijakan dan konsekuensi yang akan ditimbulkan," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO