TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak dan remaja baru akan mendapatkan vaksin Covid-19 paling akhir. Ini karena vaksin yang sedang dikembangkan sekarang seluruhnya baru menjalani uji klinis pada orang dewasa. Selain kehati-hatian yang lebih tinggi, anak-anak menjadi prioritas belakang karena infeksi virus corona yang menyerang mereka umumnya tak disertai gejala.
Jose Romero, Ketua Komite Penasihat untuk Praktik Imunisasi di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), mengatakan kemungkinan anak-anak dan remaja baru bisa menyusul divaksinasi Covid-19 kuartal kedua tahun depan. "Kita masih harus lihat dulu bagaimana progres studi yang ada. Kita perlu cek data untuk memastikan apakah aman dan efektif untuk anak-anak," katanya, Jumat 4 Desember 2020.
Baca juga:
Bio Farma Siapkan Teknologi Cegah Pemalsuan dan Penimbunan Vaksin Covid-19
Romero menegaskan bahwa sebuah vaksin tidak bisa didistribusikan kepada anak-anak sebelum diuji klinis secara ketat pada anak-anak. Dia mengungkapkan kalau raksasa farmasi Amerika Serikat Pfizer--yang telah mengajukan izin darurat penggunaan vaksin Covid-19 ke BPOM di Amerika Serikat (FDA) sejak bulan lalu--saat ini sudah mulai mengujinya pada anak berusia lebih dari 12 tahun.
Moderna yang menyusul di belakang Pfizer, telah mengajukan emergency use of authorization atas vaksin Covid-19 yang dikembangkannya ke FDA, juga dilaporkan sudah bersiap untuk uji klinis sedikitnya 3.000 anak berusia 11-17 tahun. CEO Moderna Stephane Bancel mengkonfirmasi kabar itu pada Senin lalu.
Menurutnya, uji klinis pada anak berusia kurang dari 11 tahun belum akan dilakukan sampai tahun depan. “Anda harus menurunkan rentang usia peserta uji klinis dengan sangat hati-hati dan Anda harus memulainya dengan dosis yang lebih rendah untuk memastikan itu aman," kata Bancel.
Romero bicara soal vaksin Covid-19 untuk anak-anak setelah komite yang dipimpinnya voting untuk keputusan memprioritaskan para petugas medis dan residen di fasilitas panti jompo yang akan divaksinasi di negaranya. Rencananya akan ada sebanyak 40 juta dosis vaksin tersedia di Amerika Serikat hingga akhir tahun ini.
"Jumlah itu cukup untuk inokulasi sekitar 20 juta orang--karena setiap vaksinasi dengan Pfizer maupun Moderna sama-sama butuh dua dosis," kata Menteri Layanan Kemanusiaan dan Kesehatan AS, Alex Azar, pada pertengahan November lalu.
Baca dulu:
Mengenal Lebih Dekat Vaksin Covid-19 Pfizer yang Digunakan Pertama di Dunia
Dalam rapat voting itu terungkap pula ketiadaan data tentang bagaimana para perempuan yang sedang hamil akan merespons vaksin Pfizer maupun Moderna nanti. Kedua vaksin, seperti diketahui, menggunakan platform yang sama yakni mRNA. Sekitar 75 persen dari petugas medis di Amerika adalah perempuan dan 330 ribu di antaranya pada bulan ini sedang mengandung.
CNBC