TEMPO.CO, Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mulai menyiapkan langkah penghematan tes Covid-19 metode polymerase chain reaction (PCR). Alasannya, tes menggunakan sampel hasil swab itu sudah melampaui standar yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia atau WHO selama tiga bulan terakhir.
“Tes sesuai target WHO adalah 1/1000 penduduk, jadi tergantung penghematan yang dilakukan menyesuaikan jumlah penduduk per kabupaten/kota,” ujar Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), Irene, kepada Tempo, Rabu 16 Desember 2020. BBTKLPP adalah laboratorium induk yang setiap hari menangani tes sampel Covid-19 di dua wilayah tersebut.
Baca juga:
Vaksin Covid-19, Yogya Mengaku Dijatah 2,2 Juta Dosis
Irene menggambarkan jika jumlah penduduk DIY sekitar 4 juta maka target swab test per minggu yang akan dikejar di daerah ini sebanyak 4.000 sampel. Sedang sejak September 2020 lalu, jumlah minimum orang yang di-swab test per pekan diklaim sudah jauh melampaui standar yang ditetapkan WHO yakni 5.600 orang.
Irene memastikan bahwa pemerintah pusat akan selalu menyediakan reagen sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi target WHO tersebut. Dia mengacu kepada Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 revisi ke-5 dari Kementerian Kesehatan RI. “Penyelidikan epidemiologi selama ini disesuaikan dengan pedoman revisi 5 aturan itu yaitu agresif dan tertarget,” ujarnya.
Sehingga, Irene menambahkan, semua kontak dari pasien terkonfirmasi positif Covid-19 tetap akan diidentifikasi dengan swab test sesuai dengan kriteria di pedoman revisi itu. "Untuk kontak erat yang tidak bergejala akan dikarantina 14 hari sejak kontak terakhir kecuali tenaga kesehatan dan terus diamati. Jika bergejala baru di-swab,” ujarnya.
Untuk pasien bergejala ringan juga akan dimintakan menjalani tes usap dan diminta jalani isolasi mandiri. Sedangkan yang bergejala sedang langsung dirujuk ke rumah sakit khusus/rumah sakit lapangan dan di swab.
“Jika kami laksanakan sesuai dengan pedoman revisi 5 itu, jumlah testing tidak akan jauh berbeda dari target WHO dan Insya Allah reagen dan sumber daya manusia akan cukup,” kata Irene lagi.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 DIY Berty Mutiningsih menuturkan pertumbuhan kasus baru terus meninggi jelang akhir tahun ini. Hasil pemeriksaan laboratorium dan terkonfirmasi positif yang diumumkan pada hari ini, misalnya, sebanyak 218 kasus. Total di DIY per hari ini telah tercatat sebanyak 8.636 kasus positif Covid-19.
Baca juga:
Risiko Kematian Covid-19 Usia 31-59 Bisa 88,5 Kali Dibandingkan Usia 19-30
Sedangkan positivity rate di Yogyakarta dua pekan terakhir (2-15 Desember) juga tergolong tinggi sebesar 14,53%.