TEMPO.CO, Canberra - Tim peneliti dari Universitas Adelaide di Australia Selatan menemukan bahwa testosteron dapat mencegah diabetes pada pria.
Studi itu menunjukkan bahwa usai menjalani perawatan selama dua tahun, 21 persen dari 413 pria yang menerima plasebo mengalami diabetes tipe 2 dibandingkan 12 persen lainnya yang menerima pengobatan testosteron.
Mereka yang menerima pengobatan testosteron juga mengalami penurunan lemak tubuh yang lebih besar, peningkatan massa otot rangka, dan kadar gula darah puasa yang lebih rendah.
Kendati demikian, Gary Wittert, kepala peneliti studi tersebut sekaligus Direktur Pusat Kesehatan dan Kesejahteraan Pria di Universitas Adelaide, menuturkan bahwa riset lebih lanjut terkait keamanan pengobatan testosteron dalam jangka panjang masih diperlukan.
"Hasil studi itu menunjukkan bahwa selain penurunan berat badan sedang dapat dicapai dengan mengonsumsi makanan sehat dan peningkatan aktivitas, testosteron juga memiliki beberapa manfaat tambahan dalam mencegah atau menangkal diabetes tipe 2 yang baru terdiagnosis," ujarnya dalam sebuah rilis media.
"Namun, hasil tersebut tidak berarti bahwa resep testosteron wajib ditulis," lanjut Wittert.
"Kami mengetahui bahwa pria yang berisiko mengidap diabetes tipe 2 biasanya mengalami kelebihan berat badan dan menderita atau berisiko mengalami gangguan kronis lain yang belum terdeteksi atau ditangani secara memadai. Tak jarang, para pria ini juga mengonsumsi terlalu banyak alkohol dan mengidap gangguan tidur atau suasana hati. Penurunan berat badan yang dicapai melalui perilaku gaya hidup sehat tetap menjadi tolok ukur."
"Menulis sebuah resep mungkin cepat dan mudah, tetapi hal itu tidak dapat menggantikan kewajiban untuk melakukan penilaian komprehensif dan menyediakan manajemen yang menyeluruh terhadap peningkatan kesehatan pria," imbuh Wittert.
XINHUA | ANTARA