TEMPO.CO, Beijing - Pesawat antariksa Cina, Chang'e 5, mengirim sebanyak 1.731 gram sampel batuan dari Bulan ke Bumi pada Kamis lalu. Lewat sebuah acara seremonial, Sabtu pagi waktu setempat, 19 Desember 2020, Kepala Badan Antariksa Nasional Cina, Zhang Kejian, menyerahkan sampel tersebut kepada Presiden Akademi Sains Cina, Hou Jianguo.
Sampel kemudian dikirim ke laboratorium milik Observatorium Astronomi Nasional yang berada di bawah koordinasi Akademi Sains Cina. Para peneliti di sana yang akan menyimpan, menganalisis, dan menelitinya. Sampel sebanyak 1.731 gram itu adalah sampel pertama dari obyek di luar angkasa yang dimiliki Cina.
Baca juga:
Bendera Cina Berkibar di Bulan, Ini Penampakannya
Di dunia, misi pengambilan sampel dari Bulan itu juga yang pertama setelah lebih dari 40 tahun. Misi terakhir membawa sampel tanah dari Bulan ke Bumi dilakukan pesawat antariksa Luna milik Uni Soviet pada 1976.
Badan Antariksa Nasional Cina berjanji membuat kebijakan untuk payung koordinasi dan riset ilmiah atas sampel dari misi Chang'e 5 itu yang lebih banyak melibatkan ilmuwan dari dalam dan luar negeri. Mereka juga berencana menggulirkan program-program untuk mempopulerkan misi ke Bulan tersebut.
Chang'e 5 adalah sejauh ini menjadi misi paling menantang dan kompleks dalam sejarah teknologi antariksa Cina. Diluncurkan pada 24 November, pesawat luar angkasa itu sudah mendarat di Bulan pada 1 Desember dan terbang lagi pada 3 Desember.
Misinya di Bulan terbilang singkat karena Chang'e 5 memiliki sumber energi dari tenaga matahari. Pesawat antariksa itu tidak didesain mampu mengarungi hari malam di Bulan, yang suhunya bisa serendah -173 derajat Celsius. Sedang hari siang di Bulan bertahan setara 14 hari di Bumi.
Orang-orang merayakan kedatangan kapsul pembawa pulang (return capsule) wahana antariksa China, Chang'e-5, di Akademi Teknologi Luar Angkasa China di Beijing, ibu kota China, pada 17 Desember 2020. Kapsul tersebut diterbangkan ke Beijing pada Kamis (17/12) malam waktu setempat, dan sampel Bulan yang dibawanya akan dikirim ke tim peneliti untuk dianalisis serta dipelajari. (Xinhua/Jin Liwang)
"Sebagai seorang peneliti Bulan, ini benar-benar menjadi sumber inspirasi dan melegakan bahwa kita bisa kembali mengambil sampel dari permukaan Bulan," kata Jessica Barnes di University of Arizona, AS.
Baca juga:
Batu Meteor dari Tapanuli Dibeli Miliaran Rupiah? Ini Kata Saksi Transaksinya
Chang'e 5 membawa pulang dua macam sampel: dari permukaan dan dari kedalaman 2 meter. Keduanya dimuat ke wahana Chang'e 5 yang bisa terbang meninggalkan Bulan dan bergabung kembali dengan wahana yang sejak awal hanya mengorbit--tidak ikut mendarat. Aksi keduanya merupakan yang pertama kalinya dilakukan wahana antariksa robotik di luar orbit Bumi.
Kapsul berisi sampel lalu ditransfer lagi ke wahana yang didesain untuk bisa pulang ke Bumi. Begitu wahana itu sudah mendekati Bumi, kapsul dirilis memasuki atmosfer Bumi lalu melayang menggunakan parasutnya, mendarat di wilayah Mongolia pada Kamis dinihari lalu.
Sebuah laboratorium untuk sampel Bulan di Observatorium Astronomi Nasional yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) di Beijing, Cina, 22 April 2020 Pembukaan segel sampel Bulan yang dikumpulkan oleh wahana antariksa China, Chang'e-5, akan dilakukan di laboratorium tersebut. Xinhua/Observatorium Astronomi Nasional, CAS
Menurut Barnes, analisis terpenting yang akan dilakukan pada sampel tanah dan batuan itu adalah meneliti usianya dan bagaimana mereka selama ini dibentuk oleh lingkungan luar angkasa. Dia juga mengungkap perkiraan lokasi pendaratan Chang'e 5 di Bulan adalah di area yang mewakili aliran lava paling muda di permukaan Bulan.
Baca juga:
Sampah Roket Cina dari Luar Angkasa Nyaris Menghujani New York
"Jika kita bisa menentukan dengan lebih baik usia kawasan itu, maka kita dapat lebih baik pula mendekati hitungan usia permukaan seluruh tata surya."
XINHUA | NEW SCIENTIST