TEMPO.CO, Jakarta - Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) akan menyalurkan hingga 850 ton vaksin Covid-19 per bulan pada 2021 jika vaksin dalam jumlah tersebut tersedia, menurut hasil penilaian baru yang dipublikasikan pada Jumat, 18 Desember 2020.
Penilaian tersebut adalah bagian dari upaya UNICEF untuk memimpin pengadaan dan penyaluran vaksin Covid-19 ke 92 negara berpendapatan rendah dan menengah ke bawah atas nama COVAX Facility.
COVAX Facility adalah inisiatif internasional yang bertujuan menjamin akses global yang adil untuk mendapatkan vaksin Covid-19, dalam kerja samanya dengan Organisasi Kesehatan Pan Amerika (Pan American Health Organization/PAHO), menurut pernyataan pers UNICEF.
"Ini adalah upaya yang sangat besar dan bersejarah," tutur Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore. "Skala dari tugas ini begitu mengerikan, dan taruhannya belum pernah setinggi ini, tetapi kami siap melakukannya."
Penilaian UNICEF berfokus pada kapasitas kargo udara dan rute transportasi global untuk lebih memahami tantangan dalam menyalurkan vaksin Covid-19 pada 2021.
Maskapai komersial diketahui akan mampu mendistribusikan vaksin ke hampir seluruh 92 negara berpendapatan rendah dan menengah ke bawah, yang termasuk dalam 190 negara partisipan COVAX Facility, dengan perkiraan biaya hingga 70 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.146).
Penilaian itu, yang membandingkan perkiraan volume vaksin dengan rute komersial dan kargo di seluruh dunia, juga menemukan bahwa kapasitas kargo udara saat ini cukup untuk melakukan pengiriman yang mencakup 20 persen populasi di sebagian besar dari 92 negara itu.
Sebagian besar vaksin Covid-19 diperkirakan akan dikirim menggunakan kapasitas penerbangan penumpang dan kargo yang ada, meski pesawat sewaan dan opsi transportasi alternatif kemungkinan masih diperlukan untuk beberapa negara kecil dan kawasan lainnya yang memiliki kendala akses.
UNICEF sedang berupaya bersama sejumlah maskapai dan industri logistik yang lebih luas untuk memprioritaskan pengiriman vaksin Covid-19 ke seluruh dunia.
Sebuah rapat UNICEF yang digelar pekan ini dengan melibatkan 300 lebih pakar pengadaan vaksin dari seluruh dunia, termasuk pejabat pemerintah, membahas beragam cara untuk menyediakan dan menyalurkan vaksin Covid-19 serta memperkuat sistem pengaturan dan rantai pasokan.
Pendanaan sangatlah krusial. UNICEF telah meminta dana sebesar 410 juta dolar AS untuk membantu berbagai negara melakukan pengiriman vaksin, obat-obatan, dan peralatan diagnostik pada 2021.
Lebih lanjut, UNICEF memperkirakan adanya selisih dalam pendanaan sebesar US$ 133 juta untuk menanggung logistik vaksin di setiap negara dan peralatan rantai dingin yang dibutuhkan oleh 92 negara paling miskin tersebut.
XINHUA | ANTARA